Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mitos atau Fakta, Mobil Lawas Tak Cocok Pakai Oli Sintetis?

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan teknologi pada mesin kendaraan bermotor tiap tahun berbanding lurus terhadap pola dan metode perawatannya, termasuk dalam pergantian pelumas alias oli.

Perubahan ini pula yang mengakibatkan banyaknya produk pelumas di pasaran karena selalu menyesuaikan dengan kebutuhan teknologi pada kendaraan terkait supaya mendapatkan hasil optimal.

Seiring dengan hal tersebut, timbul anggapan bahwa menggunakan oli berspesifikasi tinggi khususnya sintesis terhadap mobil tahun tua atau jadul punya manfaat tersendiri. Benarkah demikian?

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, penggunaan oli yang tak cocok bisa membuat kerja mesin jadi terkendala dan filter oli cepat kotor.

"Untuk mobil produksi lama, karena ukuran kerapatan antara seher dan rumahnya tidak begitu rapat dibandingkan mobil terkini, pelumas yang cocok biasanya berbahan mineral. Kalau dipaksakan, akan terjadi loss," ujar dia saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.

Hal serupa juga dikatakan pemilik bengkel mobil Star Racing Kebon Jeruk, Widodo. Menurut dia, pemakaian oli mineral pada mobil tua mampu menempel di dinding mesin dibandingkan oli sintesis.

"Benar. Kalau mobil lama pakai oli baru, pasti loss karena ukuran lubangnya besar. Jadi, pelumasnya harus berbahan mineral," katanya.

Jika mobil lama dipaksakan memakai pelumas berbahan sintetis, lanjut Widodo, kandungan mineral yang menempel di dinding akan luntur sehingga memengaruhi kinerja mesin.

"Oli sintetik yang bening dan non-sulfur, karena sifatnya membersihkan mesin, itu justru akan membuat mineral itu luntur. Nanti pengaruh ke mesin," kata Widodo.

https://otomotif.kompas.com/read/2020/10/23/122200015/mitos-atau-fakta-mobil-lawas-tak-cocok-pakai-oli-sintetis-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke