JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini satu unit Mazda RX-7 terbakar di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Penyebab kebakaran diduga karena adanya korsleting listrik.
Kepala Regu Grup A Pos Walikota Sektor II Kecamatan Kebayoran Baru Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Ridwan Sa'ih mengatakan, kebakaran diduga karena adanya korsleting listrik. Kebakaran berawal saat pengemudi melakukan test drive.
“Sampai di TKP pedal kopling tidak balik pada saat diinjak, dan keluar percikan api dari bagian mesin,” kata Saih, dalam keterangan tertulis, Kamis (6/8/2020).
Selain korsleting listrik, sebenarnya ada beberapa pemicu lain yang bisa menyebabkan mobil terbakar. Sebagian besar faktornya adalah kelalaian dari pengemudi atau pemilik mobil.
Service Director PT Suzuki Indomobil Sales Riecky Patrayudha pernah menjelaskan, sangat penting bagi pemilik mobil memperhatikan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa membuat mobil terbakar.
"Semua sistem pada kendaraan sudah didesain dan dilakukan uji coba, termasuk pemasangan dan kapasitas komponen kelistrikan yang didesain agar saat terjadi kegagalan pada sistem kelistrikan tidak menyebabkan hubungan pendek arus listrik yang bisa memicu mobil terbakar," ujar Riecky, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Riecky menambahkan, ada beberapa potensi-potensi yang bisa membuat mobil terbakar dan wajib untuk diperhatikan pengendara atau pemilik kendaraan.
1. Rajin Mengecek Ruang Mesin Kendaraan
Saat melakukan perawatan atau pembersihan dengan kain lap atau material lain, bisa saja benda tersebut tertinggal karena lupa. Hal ini berbahaya karena berpotensi menimbulkan kebakaran. Untuk itu, selalu cek kembali ruang mesin secara teliti apakah ada barang yang mudah terbakar tertinggal sebelum menutup kap mesin.
2. Pastikan Tutup Oli Terpasang Rapat
Tutup oli yang tidak terpasang dengan benar dapat membuat cipratannya menetes ke knalpot. Percikan oli tersebut bisa berubah menjadi api.
3. Periksa Instalasi Kabel dan Aksesori Kelistrikan Tambahan
Saat memasang aksesori kelistrikan, dianjurkan untuk menggunakan sekring sebagai pengaman. Sebab, sekring berfungsi untuk memutus arus jika terjadi hubungan arus pendek. Jika hal ini tidak dihiraukan, kabel berpotensi meleleh dan menyebabkan mobil terbakar.
Selain itu, sekring yang terpasang jauh dari sumber listrik (baterai) dan terminal konektor yang longgar juga dapat mengakibatkan panas berlebih dan menimbulkan percikan api.
4. Hindari Penggantian Headlamp atau Foglamp dengan Daya Watt yang Besar
Tiap pabrikan tidak menganjurkan pemilik mobil untuk mengganti bohlam headlamp atau foglamp dengan watt yang lebih besar dari ukuran standar.
Sebab, kapasitas watt yang lebih besar dari standar akan menyebabkan aki terkuras dan berpotensi mengakibatkan panas yang mampu mengakibatkan kebakaran.
5. Parkir Mobil Jauh dari Bahan yang Mudah Terbakar
Hindari menempatkan mobil saat mesin hidup di dekat benda yang mudah terbakar, seperti ranting, sampah, kertas, dan plastik. Apabila benda-benda tersebut menempel ke knalpot, kendaraan dapat berpotensi terbakar tiba-tiba.
6. Jangan Meninggalkan Powerbank yang Masih Terpasang di Soket Pengisian
Hindari mengisi daya powerbank melalui soket mobil jika mobil akan ditinggalkan dalam waktu yang lama. Pengisian daya powerbank yang masih terpasang di soket, dapat menyebabkan korsleting pada baterai dan berpotensi meledak.
7. Hati-hati Menyimpan Korek Api ke Dalam Kendaraan
Tanpa disadari, terkadang kita membawa korek api gas dan menyimpannya di dalam kendaraan seperti di dasbor atau laci. Apabila terjadi guncangan atau suhu di dalam kendaraan panas, ada potensi korek api untuk mudah meledak.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/08/06/125253915/mazda-rx-7-terbakar-ingat-lagi-7-hal-pemicu-kebakaran-mobil