JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah membahas soal impresi berkendaranya beberapa waktu lalu, sekarang giliran menjabarkan mengenai konsumsi bahan bakar dari Kei Car asal Jepang, Daihatsu Wake.
Hadir sebagai Kei Car, Daihatsu Wake datang dengan mengusung mesin berkubikasi kecil. Berdasarakan data, Wake dibekali mesin 12 Valve DOHC tiga silinder berkapasitas 660 cc dengan turbointercooler yang diisalurkan ke transmisi CVT.
Dari segi performa, sebenarnya tak ada masalah. Ketika menjajalnya dalam kondisi lalu lintas yang padat kendaraan di perkotaan, Wake masih cukup asik untuk diajak menyalip beberapa kendaraan.
Kondisi tersebut tentu tak lepas dari dimensinya yang mungil serta sensasi fun to drive yang dihadirkan. Masuk ke jalur bebas hambatan, sesekali pedal gas kami tekan lebih dalam ketika jalan lenggang.
Hasilnya memang tarikan pada putaran bawah tergolong sedikit berat, kondisi ini sudah pasti berpengaruh pada sisi konsumsi bahan bakarnya. Kerena meski pedal gas diinjak habis, tidak serta-merta kecepatannya langsung menanjak naik meski jarum RPM mulai merangkak.
Berdasarkan hasil pengujian beberapa hari lalu, redaksi masih bisa mengajak Wake lari di kisaran 100 hingga 110 kpj dengan posisi dua orang penumpang dewasa.
Walau dari segi kasta jauh berbeda, namun hal tersebut hampir serupa dengan low cost green car (LCGC) Ayla bermesin tiga silinder 1.000 cc yang dulu sempat redaksi coba.
Sementara untuk konsumsi bahan bakar yang redaksi dapatkan sebenarnya variasi, karena selama kurang lebih empat hari mengendarai Wake, gaya berkemudi juga mengikuti situasi dan kondisi dengan posisi pendingin udara di dalam kabin yang terus menyala.
Ketika di jalan tol, kecepatan masih bisa konstan antara 60-80 kpj, sementara ketika di jalur perkotaan kami selalu dihadapi dengan posisi stop n go.
Dari hasil mengajak Wake menempuh perjalanan hingga 187 km, berdasarkan olah komputerisasi pada MID, konsumsi rata-rata bahan bakar di akhir pengujuan menunjukkan angka 14,7 kpl.
Artinya satu liter bensin bisa digunakan Wake untuk menempuh kurang lebih mendekati 15 km. Namun seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, karena kondisi yang bervariasi, redaksi juga sempat mendapatkan angka yang lebih tinggi, yakni 16,8 kpl.
Meski kental dengan aura khas mobil Jepang, sebenarnya Wake cukup nyaman dikendarai di Jakarta. Meski mesinnya kecil, namun dalam hal performa rasanya tidak menjadi masalah, apalagi ditambah dengan handling saat bermanuver yang tergolong cukup baik.
Paling menariknya lagi, visibilitas yang di hadirkan dari rang kabin untuk pengendaranya sangat lapang. Hal ini tentu menjadi poin lebih bagi Wake dalam sisi menunjang keselamatan berkendara dengan menekan area-area blind spot.
Tapi sayangnya, bila dipasarkan di Indonesia harga Wake akan melambung tinggi. Selain itu, dari hasil survei internal Daihatsu, Kei Car dengan perawatkan yang mungil kurang digandrungi dibandingkan MPV.
https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/21/162100315/tempuh-187-km-ini-konsumsi-bbm-kei-car-daihatsu-wake