Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Pembiaran, Angka Kecelakaan Tumbuh Subur

Kompas.com - 09/03/2017, 07:22 WIB
Stanly Ravel

Penulis

 Jakarta, KompasOtomotif - Tingginya angka kecelakaan lalu lintas rupanya belum menyadarkan para pengguna kendaraan, khususnya pengguna sepeda motor. Hal ini bisa dilihat dari realitas kehidupan sehari-hari, mulai dari bentuk pelanggaran di jalan raya, sampai penggunaan perlengkapan berkendara yang kurang atau tidak sesuai.

Bukan hanya itu, bila dijabarkan secara detail sebenarnya cukup banyak sikap dan prilaku yang sudah menyalahi aturan. Parahnya lagi sudah sampai menggangu kenyamanan dan keamanan pengguna jalan lain.

Menanggapi hal ini, Jusri Pulubuhu, Training Director sekaligus pendiri Jakarta Defensive Driving Center (JDDC), menjelaskan kondisi pelanggaran saat ini sudah sangat kronis.

"Intinya kerena ada efek pembiaran dulunya, yang lanjut menjadi budaya yang salah. Pelanggaran lalu lintas banyak bentuknya, bukan sekadar menerobos lampu merah atau lawan arah, cara berkendara dan atribut yang tidak sesuai juga sudah termasuk," kata Jusri saat berbincang dengan KompasOtomotif, Rabu (8/3/2017).

twitter Pengendara motor pakai aksesori tambahan payung
Menurut Jusri, banyak contoh kasus mengenai tata cara berkendara sepeda motor yang salah dan bisa dengan mudah ditemui setiap hari. Mulai dari penggunaan aksesori yang sebenarnya berbahaya, cara berkendara yang tidak ada etika, sampai kebiasaan buruk, seperti membawa anak kecil sembarangan dan berkendara sambil memegang ponsel.

Bila merujuk dari dari data World Health Organization (WHO), tingginya angka kematian akibat kecelakaan sudah makin kritis. Pada 2015, sekitar 1,25 juta orang meninggal per tahun, dengan rincian satu orang meninggal setiap 25 detik di seluruh dunia, hal ini diklaim makin meningkat setiap harinya.

twitter.com/tmcpoldametro Ilustrasi kecelakaan lalu lintas

"Angkanya itu lebih tinggi dari HIV atau pembunuhan. Apalagi melihat rata-rata yang meninggal, usianya masih sangat muda, itu belum ditambah dengan balita akibat kecerobohan saat berkendara. Pembiaran yang terjadi sudah seperti pembodohan," kata Jusri.

Untuk menanggani hal ini, lanjut Jusri, harus dilakukan oleh semua elemen. Paling utama dari lingkungan terdekat, seperti kepala keluarga, kakak-adik, baru berlanjut ke penegak hukum, pemerintah, sampai pemimpin tertinggi negara.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau