Jakarta, KompasOtomotif – Proses sidang pemeriksaan dugaan kartel Yamaha dan Honda yang berlarut oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dianggap sanggup mengganggu iklim bisnis. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri.
Gunadi Sindhuwinata, Ketua Umum Asosiasi Sepedamotor Indonesia (AISI) menjelaskan pihaknya merasa terusik dengan opini negatif yang terbentuk pada masyarakat setelah sidang dilakukan.
“Saya melihat bahwa kami sedikit terusik karena opini yang kelihatannya sudah dibentuk dengan pernyataan yang dipublikasikan. Saya tidak tahu apakah itu benar boleh dilakukan namun yang jelas opini ini akan terbentuk,” ujar Gunadi di Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Kabar tentang dugaan kartel sudah sampai ke luar negeri. Gunadi khawatir efeknya buruk buat ekspor sepeda motor dari Indonesia.
“Kalau menyangkut pasar dalam negeri saja, mungkin masih dapat dikendalikan. Tapi masalahnya kami juga melakukan ekspor. Dampaknya, mereka akan meragukan harga ekspor. Apakah benar dengan adanya pemeriksaan itu, jangan-jangan harga cuma setengahnya,” kata Gunadi.
AISI memproyeksikan, ekspor motor dari Indonesia bakal berkembang sampai 1.000 persen pada 2020 sejak 2015. Hal itu bisa dilakukan jika para investor tetap menamkan modal dan semakin banyak negara tujuan ekspor.
Gunadi menegaskan kembali tidak ada kartel di antara anggotanya. Saat ini AISI memiliki lima anggota, selain Yamaha dan Honda yaitu Suzuki, Kawasaki, dan TVS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.