Jakarta, KompasOtomotif - Ketua Umum Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata memberikan penjelasan mengapa persaingan dalam industri sepeda motor di Indonesia ini tanpa kartel. Menurutnya, tipisnya perbedaan kapasitas mesin antara model satu tipe antara satu merek dengan yang lain juga bukti otentik.
Penjelasan Gunadi disampaikan saat menjawab pertanyaan majelis hakim dalam sidang lanjutan dugaan kartel Honda dan Yamaha, di Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Hakim bertanya mengapa produsen anggota AISI memproduksi model yang dinilai cuma beda tipis. Misalnya Honda meluncurkan generasi awal Beat 110cc sementara itu Yamaha melahirkan Mio 115cc.
Gunadi menjelaskan strategi seperti itu merupakan bentuk diferensiasi yang mencerminkan usaha produsen untuk bersaing. Produk yang bersaing memiliki keunggulannya masing-masing.
"Semua terserah konsumen, apakah mau beli lebih murah sedikit tapi cc-nya lebih kecil atau sedikit lebih mahal, agak keren sedikit, tapi lebih mahal," jelas Gunadi.
"Mereka saling membunuh untuk berebut pasar. Konsumen akan menentukan sendiri," kata Gunadi lagi.
Kapasitas mesin memengaruhi harga jual produk. Menurut Gunadi konsumen masing-masing produk sudah tersegmentasi sendiri, dalam artian punya penggemarnya masing-masing.
"Kalau ada produk berhasil di pasar yang lain pasti tidak diam," ucap Gunadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.