Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Salah Hitung Laba Yamaha

Kompas.com - 27/07/2016, 14:45 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Pihak Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) menganggap Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melakukan kesalahan fatal dalam penghitungan laba perusahaan. Pernyataan itu diungkap Dyonisius Beti Executive Vice President YIMM saat presentasi tanggapan di sidang kedua dugaan kartel YIMM dengan Astra Honda Motor (AHM) di kantor KPPU, di Jakarta (Selasa (26/7/2016).

Menurut Dyonisius dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) buatan KPPU, terdapat keterangan pada halaman 22 butir 3 yang menjelaskan keuntungan YIMM disimpulkan berlebihan. Meningkatnya laba YIMM yang begitu besar diduga karena kartel.

Di situ tertera laba YIMM pada 2014 naik Rp 127 miliar dibanding laba 2013 sebesar Rp 1.717 miliar. KPPU menghitung kenaikan laba itu 47,4 persen, padahal seharusnya, kata Dyonisius, hanya 7,4 persen.

Baca juga: Anggota TNI Terduga Penembak Polisi di Way Kanan Serahkan Diri dan Ditahan

“Ini adalah salah satu yang krusial dari LDP. Menurut investigator bahwa peningkatan keuntungan Yamaha 2014 dibanding 2013 adalah 47,4 persen. Sehingga kelihatannya besar sekali profitnya,” ucap Dyonisius.

“Coba hitung angka dari investigator sendiri, bahwa kenaikan laba Rp 127 miliar kalau dibanding Rp 1.717 miliar (2013) itu 7,4 persen. Angka 47,4 persennya dari mana? Itu angka yang dimanipulasi untuk menunjukan bahwa angka itu besar sekali. Kami melihat itu menciptakan seolah-olah teradi excessive profit,” ungkap Dyonisius bernada tegas.

Laba turun

Ketidakakuratan data KPPU juga dipertanyakan Dyonisius, sebab seluruh data keuangan YIMM sudah diserahkan sesuai permintaan KPPU.

Baca juga: 4 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Makan Daun Kelor, Siapa Saja?

“Kesimpulan investigator 47,4 persen itu karena naik harga. Ini tidak benar. Yang benar laba bersih setelah pajak 3,8 persen. Tingkat laba ini sangat rendah dibanding sektor lain,” jelas Dyonisius.

“Laba perusahaan 2014 apabila menggunakan metode yang sama dibanding 2013 turun 8,6 persen. Kalau begitu untuk apa kartel, volume turun, profit turun, jadi laba yang rendah membuktikan tidak ada kartel,” katanya lagi.

Kesalahan fatal KPPU menjadi salah satu alasan YIMM meminta kepada majelis hakim agar perkarak tuduhan kartel tidak dilanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anak Bos Rental Mobil Merasa Disudutkan oleh Pleidoi 3 Prajurit TNI AL Terdakwa Penembakan Ayahnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau