Seminyak, KompasOtomotif - Segmen sport utility vehicle (SUV) menengah memang menjadi salah satu portofolio yang diandalkan sebagian besar merek di Indonesia. Tak terkecuali, Mazda Motor Indonesia (MMI) yang mengandalkan CX-5 bertarung di segmen ini. Kelebihannya, mobil impor utuh (completeley built up/CBU) dari Jepang ini menawarkan teknologi tercanggih di kelasnya.
Guna membuktikan ini, MMI mengajak belasan jurnalis nasional menuju Pulau Dewata untuk merasakan sensasi CX-5. SUV ini baru saja mendapat penyegaran tampilan (facelift), akhir April 2015 lalu. Selain itu, juga menawarkan teknologi keamanan terbaru yang disebut sebagai "i-ACTIVSENSE".
Lebih Segar
Sebelum merasakan sensasi dibalik kemudinya, awak redaksi lebih dulu menikmati suguhan eksteriornya. Mazda CX-5 terlihat lebih segar dengan peremajaan di beberapa bagian bodinya, mulai dari bentuk gril dengan garis horisontal berkelir abu-abu metalik.
Desain lampu kabutnya juga baru. Ukuran spion diperkecil dari model sebelumnya, diklaim mampu mengurangi getaran selama berkendara. Sein yang terintegrasi diperlebar sehingga lebih mudah diperhatikan pengguna jalan lain.
Seluruh penampilan CX-5 ini terinspirasi oleh filosofi desain KODO – Soul of Motion, yang menjadi benang merah sekaligus identitas baru merek asal Jepang ini.
Setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai, rombongan langsung bertolak menuju kawasan Ubud. KompasOtomotif mendapat kesempatan duduk sebagai penumpang depan di CX-5 Touring, varian menengah yang berada di bawah posisi tipe termewah Grand Touring.
Kabin SUV menengah ini cukup mewah, berkelir hitam, dengan bahan kulit membalut jok. Posisi duduk bisa lebih maksimal dengan mengatur level ketinggian, sandaran punggung, dan pergeseran jok, semuanya masih manual. Sedangkan di bangku pengemudi, semua pengaturan sudah elektrik.
Di panel utama, terdapat layar sentuh berukuran 7 inci dari Thin Film Transistor (TFT). Di saat mobil sudah berjalan, layar sentuh ini tidak berfungsi demi alasan keamanan berkendara, tapi pengaturan dialihkan lewat tombol utama di belakang tuas transmisi. Pada konsol ini juga terdapat tombol volume, return, home, music, navigasi, dan terpisah tuas Electric Parking Brake (EPB). Fitur rem parkir elektrik ini sekaligus menjadi fitur baru andalan CX-5, meniadakan rem tangan yang ada pada model sebelumnya.
Selama perjalanan, lantunan musik dari pemutar CD terdengar mantap, berkat bekalan 9 speaker dari BOSE. Kesenyapan kabin juga terjaga jika seluruh jendela tertutup rapat. Suhu udara di luar yang mencapai 32 derajat celsius, tak terasa di dalam kabin karena sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan climate control. Sistem ini mampu mempertahankan suhu ruangan tetap terjaga, sesuai keinginan.
Responsif
Setelah tiba di Ubud, perjalanan berlanjut ke etape kedua, menuju kawasan Uluwatu. KompasOtomotif giliran berada di bali kemudi. Masuk ke anjungan kemudi, tekan tombol Start/Stop, suara mesin langsung berderung. Tekan pedal rem, pindahkan tuas transmisi ke posisi D, tarik tombol rem parkir, pindahkan kaki ke gas, dan jalan. Meski punya bodi lumayan bongsor, dengan dimensi panjang 4.540 mm, lebar 1.840 mm, tinggi, 1.710 mm, dan sumbu roda 2.700 mm, kendali CX-5 masih nyaman.
Mesin 2.488 cc, empat silinder, DOHC, 16 katub dengan teknologi Dual Sequential Valve Timing (S-VT) dan Electronic Throttle Control (ETC) dengan tenaga 185,06 tk, dirasa cukup untuk menemani keliling Bali. Hentakan tenaga terasa ketika jarum tachometer menyentuh level 3.000 rpm ke atas.
Mazda juga membekali mesin CX-5 dengan sistem start/stop. Ketika rombongan harus terkena macet karena ada upacara Ngaben di daerah menjelang Uluwatu, mesin mati tiba-tiba jika berhenti sekitar 3 detik. Ketika melepas pedal rem, maka mesin akan hidup kembali. Proses ini cukup terasa dari getaran yang terlihat di kedua spion samping. Jika merasa terganggu, fitur ini bisa nonaktifkan dengan menekan tombol di dasbor, tepatnya sebelah kanan bawah setir.
i-ACTIVSENSE