Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Icip Sensasi Mazda CX-5 dan Mazda6 di Pulau Dewata

Kompas.com - 28/05/2015, 18:01 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Seminyak, KompasOtomotif - Segmen sport utility vehicle (SUV) menengah memang menjadi salah satu portofolio yang diandalkan sebagian besar merek di Indonesia. Tak terkecuali, Mazda Motor Indonesia (MMI) yang mengandalkan CX-5 bertarung di segmen ini. Kelebihannya, mobil impor utuh (completeley built up/CBU) dari Jepang ini menawarkan teknologi tercanggih di kelasnya.

Guna membuktikan ini, MMI mengajak belasan jurnalis nasional menuju Pulau Dewata untuk merasakan sensasi CX-5. SUV ini baru saja mendapat penyegaran tampilan (facelift), akhir April 2015 lalu. Selain itu, juga menawarkan teknologi keamanan terbaru yang disebut sebagai "i-ACTIVSENSE".

Lebih Segar

Sebelum merasakan sensasi dibalik kemudinya, awak redaksi lebih dulu menikmati suguhan eksteriornya. Mazda CX-5 terlihat lebih segar dengan peremajaan di beberapa bagian bodinya, mulai dari bentuk gril dengan garis horisontal berkelir abu-abu metalik.

Desain lampu kabutnya juga baru. Ukuran spion diperkecil dari model sebelumnya, diklaim mampu mengurangi getaran selama berkendara. Sein yang terintegrasi diperlebar sehingga lebih mudah diperhatikan pengguna jalan lain.

Seluruh penampilan CX-5 ini terinspirasi oleh filosofi desain KODO – Soul of Motion, yang menjadi benang merah sekaligus identitas baru merek asal Jepang ini.

Setibanya di Bandara Internasional Ngurah Rai, rombongan langsung bertolak menuju kawasan Ubud. KompasOtomotif mendapat kesempatan duduk sebagai penumpang depan di CX-5 Touring, varian menengah yang berada di bawah posisi tipe termewah Grand Touring.

Mazda Konsol pengatur audio ini tampilan dan funsinya sama, termasuk tuas rem parkir, baik antara Mazda 6 dan CX-5.

Kabin SUV menengah ini cukup mewah, berkelir hitam, dengan bahan kulit membalut jok. Posisi duduk bisa lebih maksimal dengan mengatur level ketinggian, sandaran punggung, dan pergeseran jok, semuanya masih manual. Sedangkan di bangku pengemudi, semua pengaturan sudah elektrik.

Di panel utama, terdapat layar sentuh berukuran 7 inci dari Thin Film Transistor (TFT). Di saat mobil sudah berjalan, layar sentuh ini tidak berfungsi demi alasan keamanan berkendara, tapi pengaturan dialihkan lewat tombol utama di belakang tuas transmisi. Pada konsol ini juga terdapat tombol volume, return, home, music, navigasi, dan terpisah tuas Electric Parking Brake (EPB). Fitur rem parkir elektrik ini sekaligus menjadi fitur baru andalan CX-5, meniadakan rem tangan yang ada pada model sebelumnya.

Selama perjalanan, lantunan musik dari pemutar CD terdengar mantap, berkat bekalan 9 speaker dari BOSE. Kesenyapan kabin juga terjaga jika seluruh jendela tertutup rapat. Suhu udara di luar yang mencapai 32 derajat celsius, tak terasa di dalam kabin karena sudah dilengkapi dengan pendingin ruangan climate control. Sistem ini mampu mempertahankan suhu ruangan tetap terjaga, sesuai keinginan.

Mazda Indonesia Tes dilakukan bersamaan.

Responsif

Setelah tiba di Ubud, perjalanan berlanjut ke etape kedua, menuju kawasan Uluwatu. KompasOtomotif  giliran berada di bali kemudi. Masuk ke anjungan kemudi, tekan tombol Start/Stop, suara mesin langsung berderung. Tekan pedal rem, pindahkan tuas transmisi ke posisi D, tarik tombol rem parkir, pindahkan kaki ke gas, dan jalan. Meski punya bodi lumayan bongsor, dengan dimensi panjang 4.540 mm, lebar 1.840 mm, tinggi, 1.710 mm, dan sumbu roda 2.700 mm, kendali CX-5 masih nyaman.

Mesin 2.488 cc, empat silinder, DOHC, 16 katub dengan teknologi Dual Sequential Valve Timing (S-VT) dan Electronic Throttle Control (ETC) dengan tenaga 185,06 tk, dirasa cukup untuk menemani keliling Bali. Hentakan tenaga terasa ketika jarum tachometer menyentuh level 3.000 rpm ke atas.

Mazda juga membekali mesin CX-5 dengan sistem start/stop. Ketika rombongan harus terkena macet karena ada upacara Ngaben di daerah menjelang Uluwatu, mesin mati tiba-tiba jika berhenti sekitar 3 detik. Ketika melepas pedal rem, maka mesin akan hidup kembali. Proses ini cukup terasa dari getaran yang terlihat di kedua spion samping. Jika merasa terganggu, fitur ini bisa nonaktifkan dengan menekan tombol di dasbor, tepatnya sebelah kanan bawah setir.

i-ACTIVSENSE

Selepas titik pemberhentian berikutnya, rombongan kini mengarah ke Pantai Pandawa. Dalam perjalanan ini KompasOtomotif sudah berganti mobil, kini mengemudikan Mazda6 lansiran terbaru. Sama seperti CX-5, sedan menengah ini juga dibekali sistem keamanan serupa yang dijuluki "i-ACTIVSENSE".

Sistem ini dirasakan ketika rombongan melalui jalan bebas hambatan (tol) Bali-Mandara. Dua fitur utama, yakni Lane-Keep Assist System (LAS) dan Lane Departure Warning System (LDWS) terasa efektif di sini. Ketika melaju di atas 65 kpj, sistem otomatis aktif, memantau garis marka jalan lewat kamera yang ada pada sisi depan spion tengah.

Sistem ini bekerja sama, menjaga agar posisi mobil tetap berapa di dalam jalur yang aman. Jika, tidak sengaja kendaraan mulai keluar dari jalur, sistem memperingati pengemudi lewat suara dan dalam di setir. Hebatnya lagi, sistem ini bisa memutar setir kembali ke jalur yang ditinggalkan. Teknologi ini terbilang baru di Indonesia, karena disebut-sebut sebagai awal bergulirnya era kendaraan otonomos (bergerak sendiri), yang masih dalam perkembangan beberapa prinsipal otomotif bahkan perusahaan teknologi informasi global.

Menariknya, peringatan yang diberikan sistem bisa disesuaikan berdasarkan pilihan pengemudi. Bisa getaran, suara, atau kombinasi keduanya, lewat pusat pengaturan layar sentuh 7 inci.

Mazda Indonesia Salah satu andalan Mazda, fitur baru, Adaptive LED Headlights (ALH) yang tergabung dalam sistem i-ACTIVSENSE.

LED Headlights

Setelah menikmati sajian alam, matahari terbenam di El Karbon, Uluwatu, rombongan kembali akhirnya diarahkan menuju hotel. Hari sudah gelap, awak redaksi juga sudah mempersilahkan rekan media lain untuk merasakan Mazda6. Duduk sebagai penumpang belakang, tubuh tambun 178 cm ini terasa masih nyaman. Ruang kaki relatif lega, masih bisa untuk duduk bersilang kaki.

Dalam kegelapan, Mazda6 juga memperlihatkan kebolehan fitur lainnya, yakni Adaptive LED Headlights (ALH) yang masih tergabung dalam sistem i-ACTIVSENSE. Fitur ini berfungsi untuk menyinari jalan sesuai dengan kebutuhan. Ketika gelap, nyala lampu akan terang dan jauh. Namun, ketika ada kendaraan di depan atau berpapasan, sensor lewat kamera tengah akan memerintahkan lampu untuk tidak menyilaukan pengguna jalan lain.

Kesimpulan

Setelah melakukan riset kecil-kecilan, ternyata baru Mazda CX-5 yang menawarkan fitur semacam  Lane-Keep Assist System (LAS) dan Lane Departure Warning System (LDWS) atau rem parkir tombol dibandingkan rival satu segmen. Di sisi lain, hanya CX-5 Grand Touring (varian termewah) yang menawarkan teknologi ini. Trus, banderolnya Rp 490 juta on the road Jakarta, termahal di kelasnya.

Sedangkan Mazda6, dilengkapi fitur dan teknologi mirip dengan CX-5. Sayangnya, sedan menengah ini cuma ditawarkan dalam satu varian, dibanderol mulai Rp 600,7 juta on the road Jakarta. Harga ini juga berada jauh di atas rival produk serupa dari merek lain.

Kelebihan teknologi ini tentu bisa jadi bahan pertimbangan bagi Anda yang benar-benar mau merasakan hal baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com