Jakarta, KompasOtomotif - Nissan Motor Indonesia (NMI) masih menaruh asa pada crossover andalannya Juke. Dengan melepas varian baru, Juke Revolt, merek mobil terbesar kedua di Jepang ini berharap bisa mengakhiri tren penjualan negatif yang dialaminya sejak 2011.
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Nissan mulai memasarkan Juke pada 2011. Kala itu penjualannya langsung melejit menyentuh 9.573 unit. Sayang, NMI tak bisa meningkatkan penjualan crossover ini pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada 2012, penjualan Juke mulai menyusut menjadi tinggal 6.564 unit, kemudian semakin mengecil ke level 3.128 unit (2013). Terparah, penjualan tahun lalu (2014) hanya tersisa tinggal 1.100 unit saja.
Setiap produk punya perannya masing-masing, ada yang volume maker ada juga yang disiapkan untuk yang lain. Juke diposisikan sebagai produk ekslusif, untuk volume maker kami andalkan Grand Livina, X-Trail, dan March," kilah Stephanus Ardianto, Presiden Direktur NMI kepada KompasOtomotif, Kamis (12/2/2015) malam.
Tahun ini, lanjut Stephanus, NMI menargetkan penjualan Juke bisa mendulang hasil positif untuk pertama kalinya, dipatok 3.000 unit, minimum.
Teddy Irawan, Wakil Presiden Direktur NMI menambahkan, penjualan Juke Revolt diprediksi akan mendominasi ketimbang varian lain (RX). Karakteristik konsumen di segmen ini, dipercaya Teddy lebih memilih varian-varian yang komplet dalam hal kelengkapan fitur.
"Menurt saya, komposisi penjualannya bisa 80 persen untuk Revolt, soalnya konsumen kalau sudah beli ini (Revolt), tak perlu pusing harus menambah modifikasi lain," tutup Teddy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.