Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelumit Persepsi Wanita Indonesia Saat Berada di Balik Kemudi

Kompas.com - 02/12/2014, 08:20 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Ada stereotip di masyarakat yang beranggapan kemampuan mengemudi wanita lebih buruk dibanding pria. Di satu sisi hal ini bisa saja cenderung diskriminatif dan belum tentu benar, namun bila ditelaah lagi mungkin saja memang begitu.

Materi penjelasan tentang kemampuan mengemudi wanita dijelaskan dalam coaching clinic smart driving yang diselenggarakan Toyota Astra Motor (TAM) untuk 20 peserta Wajah Femina selama dalam masa karantina, Senin (30/12/2014).

Dhany Ekasaputra dari Safety Institute Indonesia menjelaskan mengemudikan mobil berarti berperan sebagai pemimpin, sebab saat itu pengemudi mengendalikan mobil dan menjaga keselamatan masyarakat terutama penumpang. Disinilah peran wanita dianggap kurang, sebab pada dasarnya laki-laki yang lebih sering berperan sebagai pemimpin.

“Saya melihat bukan dari gender atau banyaknya kesalahan tapi sebenarnya memang berasal dari kultur di Indonesia yang tidak membiasakan perempuan memimpin. Jadi ketika diposisi mengemudi maka perempuan tidak terbiasa, mereka tidak siap. Jadi kesannya wanita sering salah, apalagi jumlah pengemudi wanita lebih sedikit dibanding pria,” urai Dhany.

Psikologi
Selain kultur, Psikolog dan Dekan Falkultas Psikologi Atma Jaya Juliana Murniati memaparkan kemampuan mengemudi wanita sering disepelekan dari bawah sadar dan “disetujui” secara umum. Misalnya, ada perlakuan khusus seperti parkir untuk pengemudi wanita di banyak tempat umum.

“Nyetir dengan beauty contest tidak cocok. Memangnya perempuan punya kemampuan seperti apa sampai harus ada edukasi khusus?” katanya Juliana. Ditambahkan, bila dilihat dari perspektif jumlah 100.000 kasus kecelakaan pada 2013 pembelajaran untuk wanita diperlukan.

Diterangkan, sebenarnya laki-laki itu berpotensi mengalami kecelakaan dua kali lebih tinggi dibanding wanita dan umumnya terjadi pada saat gelap dan mengebut. Sementara kecelakaan pada wanita paling sering terjadi di perempatan dan penyebab utamanya karena persepsi.

“Problem pada wanita cukup sulit karena melekat di dalam diri, bukan karena faktor eksternal. Prosesnya lebih susah sebab melibatkan psikologis, kemampuan persepsi menilai jalan sulit. Sebagai contoh, perlu menyalip atau tidak membelok atau tidak,” ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com