Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Avanzanation Journey 2014 [Barat]

Avanza di Antara Romantisme Soekarno dan Zaman Kolonial

Kompas.com - 23/02/2014, 11:04 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Bengkulu, KompasOtomotif – Bengkulu menjadi salah satu destinasi Avanzanation Journey wilayah Barat selanjutnya. Setelah melalui jalanan berliku dan rawan kejahatan dari Jambi via Lubuklinggau-Curup, tim berkesempatan mengeksplor kota yang menyimpan kepedihan zaman penjajahan dan kisah cinta Soekarno yang diasingkan.

Bergabung dengan komunitas Avanza serta rombongan dealer Toyota Agung Automall, tim menyusuri jalan yang tak terlalu ramai di Bengkulu. Rombongan sempat melewati tugu pers, karena belum lama kota ini dijadikan pusat perayaan Hari Pers Nasional. Hingga akhirnya tim Avanzanation Journey berlabuh di rumah Fatmawati, di daerah yang dinamai Pasar Minggu. Di sinilah Fat—panggilan Fatmawati saat itu—tinggal berserta keluarganya.

Di rumah panggung khas masyarakat Bengkulu tersebut, terdapat berbagai peninggalan Ibu Negara pertama Indonesia itu, mulai dari mesin jahit kuno, ranjang, meja dan kursi kayu, hingga dua kebaya luwes yang terpampang di lemari. Berbagai foto-foto juga dipajang untuk mengenang jejak kehidupannya.

Saksi Cinta
Objek kedua yang dikunjungi adalah rumah pengasingan Soekarno di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban. Inilah saksi bisu kisah cinta Presiden Pertama RI itu dengan Fatmawati. Di rumah sederhana ini, tersimpan banyak benda bersejarah, mulai buku-buku (di dua lemari besar yang hampir semua berbahasa Belanda), hingga mebel dan ranjang.

Sambil berkilas balik, tim Avanzanation Journey menyusuri ruang demi ruang. Foto-foto Soekarno terpampang rapi. Di ruang tidur pertama, dulunya didiami Ratna Djuami, anak angkat Soekarno ketika masih beristri Inggit Garnasih. Di kamar ini Fatmawati kerap tidur dengan Ratna yang juga merupakan teman satu sekolah.

Di sebelahnya juga terdapat tempat tidur kuno, lengkap dengan foto masa muda Fatmawati. Sebelumnya, di ruang depan, terpampang meja dan kursi kayu yang diberi pembatas. Seragam grup tonil Monte Carlo asuhan Bung Karno semasa di Bengkulu juga menjadi bagian dari ruangan itu.

Konon, di sinilah Soekarno menyatakan cintanya kepada Fatmawati yang saat itu berusia 22 tahun lebih muda. Romantisme keduanya tumbuh di rumah ini. Untuk memperkuat nuansa itu, dipajang juga penggalan-penggalan kata rayuan dipetik dari surat cinta Soekarno terhadap Fatmawati.

3 Masa
Usai menyelami kisah cinta, tim disuguhi kisah pilu dari Benteng Marlborough. Inilah benteng yang didirikan East India Company (EIC) tahun 1713-1719 sebagai pertahanan Inggris. Konon, benteng ini merupakan yang terkuat di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India.

Marlborough didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Benteng ini berganti kepemilikan ke tangan Belanda setelah adanya perjanjian untuk menukar Bengkulu dengan Singapura. Masa berganti, benteng ini pun pindah tangan ke tentara Jepang pada 1942-1945.

Yang menarik, dari cerita pemandu setempat, bangunan ini dibangun tanpa menggunakan semen, melainkan dengan metode pengurukan kembali untuk memperoleh struktur yang kuat. Buktinya, ketika Bengkulu diguncang gempa dahsyat, tak sedikit pun bangunan mengalami kerusakan.

Sungguh, pengalaman menarik yang bisa dipetik tim dalam Avanzanation Journey. Kisah-kisah ini akan disimpan dan ditambah untuk mengunjungi destinasi selanjutnya di Palembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau