Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tiga Ranjau" Ancam Pasar Mobil Nasional 2011

Kompas.com - 25/11/2010, 09:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun ini, industri otomotif Indonesia boleh tersenyum lebar karena berhasil menorehkan rekor penjualan tertinggi, yang diperkirakan lewat 700.000 unit. Tinggal sekarang, bisakah prestasi itu, minimal dipertahankan. Tak ada satu ATPM pun dengan yakin mengatakan bisa dan umumnya semua diliputi rasa khawatir karena ada "tiga ranjau" sudah menghadang.

Pertama, yang paling mengancam adalah rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi premium pada awal tahun depan. Boleh jadi, kebijakan ini merupakan ranjau yang tidak berbahaya karena praktiknya terus mengalami pergeseran. Termasuk tahun depan, yang katanya mulai dijalankan awal tahun, kabarnya mundur lagi.

Dalam penerapan kebijakan BBM bersubsidi, Ada dua opsi yang dihembuskan pemerintah.Pertama, semua kendaraan bermotor plat hitam tidak mendapatkan BBM bersubsidi, hanya plat kuning, roda dua dan roda tiga serta nelayan. Kedua, BBM bersubsidi tidak diberikan pada kendaraan plat hitam untuk tahun produksi 2005 ke atas.

"Industri akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Hanya, tolong sosialisasi disampaikan yang baik ke masyarakat dengan waktu yang cukup dan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan gejolak," harap Ketua Umum Gaikindo Sudirman Maman Rusdi di Jakarta, kemarin.

Gaikindo memprediksi, total pasar mobil nasional pada 2010 ini akan menembus 730.000 unit. Kalau berbagai "ancaman" ini terjadi tahun depan, pasar diperkirakan akan stagnan atau lebih parah terkoreksi. "Bisa saja terkoreksi, tapi berapanya belum tahu," tutup Sudirman MR.

Pembatasan ini diprediksi bakal menurunkan minat konsumen membeli kendaraan baru karena biaya operasional yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pasalnya, harus menggunakan Pertamax atau Pertamax Plus untuk bahan bakar sehari-hari yang harganya 37 persen lebih tinggi dari Premium.

Kedua, kepastian kenaikan pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB) yang terjadi setiap tahunnya. Hal ini dipastikan memicu harga mobil setidaknya 5-10 persen dari tahun sebelumnya.

"Kenaikan harga sudah pasti terjadi karen BBN-KB. Biarpun hanya Rp5 juta lumayan membebani konsumen," ujar Hartanto Sukmono, Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia.

Ketiga, rencana kenaikan suku bunga pada kuartal pertama tahun depan yang saat ini sudah mulai meresahkan perusahaan pembiayaan. Naiknya suku bunga acuan diprediksi bisa mencapai 0-0,75 persen dari posisi sekarang ini.
"Tentu ini akan membebani konsumen karena biaya kredit mobil meningkat. Pasalnya 80 persen konsumen beli mobil pake kredit," tutup Hartanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com