Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Belum Paham, Ini Fungsi Sensor Oksigen pada Kendaraan

Kompas.com - 13/02/2025, 12:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak kendaraan baru, baik sepeda motor atau mobil, saat ini sudah dilengkapi dengan sensor oksigen. Sayangnya, tak sedikit yang belum mengetahui fungsi dari komponen ini.

Diko Oktaviano selaku Aftermarket Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia (NGK Busi) mengatakan, sensor oksigen pada kendaraan berguna untuk mengukur kadar oksigen dalam gas buang yang dihasilkan mesin.

"Hasil pengukuran tersebut kemudian diterukan ke sistem kontrol elektronik mesin pada kendaraan atau ECU. Selanjutnya, ECU akan menggunakan informasi ini untuk mengatur campuran udara dan bahan bakar yang optimal yang berdampak langsung pada performa mesin dan efisiensi bahan bakar," kata Diko di Jakarta Selata, Senin (10/2/2025).

Baca juga: Banyak Digunakan Mobil Baru, Apa Istimewanya Busi Iridium?

Menurut Diko, keberadaan sensor oksigen tak sekadar penting untuk efisiensi bahan bakar, tapi berpengaruh terhadap kinerja mesin serta dampak lingkungan yang ditimbulkan kendaraan.

Karena itu, dengan mengetahui kadar oksigen, ECU dapat memastikan pembakaran yang efisien sehingga membantu kendaraan mencapai performa optimal dan mengurangi emisi gas buang yang bedampak buruk bagi lingkungan.

"Saat mesin beroperasi, gas buang yang mengandung oksigen mengalir melalui sensor. Jika kadar oksigen terlalu tinggi atau rendah, ECU akan menyesuaikan rasio bahan bakar agar pembakaran menjadi lebih efisien dan mesin dapat beroperasi dengan baik," ujar Diko.

Baca juga: Lihat Sosok Jaecco J7 dan J8 Saat Proses Loading IIMS 2025

Bila sensor oksigen bermasalah atau rusak, lanjur Diko, maka dampaknya dapat menyebabkan beberapa masalah serius pada kendaraan yang berujung merugikan pemilik.

Contohnya seperti konsumsi bahan bakar kendaraan yang meningkat sehingga menimbulkan keborosan.

Kondisi ini terjadi karena tidak adanya informasi akurat yang memungkinkan ECU mengatur campuran bahan bakar terlalu kaya atau terlalu miskin, yang menyebabkan pemborosan bahan bakar.

Kedua, imbasnya berpengaruh pada gas buang yang meningkat akibat sensor yang rusak, menyebabkan pembakaran tak sempurna dan menghasilkan labih banyak emisi gas bahaya. Kondisi ini yang juga menyebabkan kendaraan tak lulus uji emisi.

Baca juga: Apakah Pakai Pelat Nomor Tidak Sesuai Standar Bisa Kena Tilang?

"Secara performa juga berpengaruh, saat kerusakan sensor terjadi membuat mesin kehilangan tenaga, bikin respons mesin menjadi lambat dan penurunan efisiensi keseluruhan," ujar Diko.

Terakhir, bisa menimbulkan kerusakan komponen lain seperti katup, piston dan catalyistic converter sebab pembakaran yang tidak efisien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau