JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman Toyota Motor Corporation Akio Toyoda, menyoroti risiko peralihan secara penuh industri kendaraan bermotor ke listrik berbasis baterai alias electric vehicle (EV) bisa menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan.
Terkhusus, pada sektor teknologi yang berhubungan dengan mesin, yang mana terdapat 5,5 juta orang yang diperkerjakan pada industri ini.
"Ada 5,5 juta orang yang bekerja di industri otomotif di Jepang. Di antara mereka, ada yang telah lama bekerja di bidang terkait mesin," ujar Akio dikutip Reuters, Jumat (11/10/2024).
Baca juga: Toyota Ungkap UMKM Otomotif Belum Transisi ke Elektrifikasi
"Bila kendaraan listrik menjadi satu-satunya pilihan, termasuk bagi para pemasok kami, pekerjaan orang-orang ini akan hilang," tambahnya.
Toyota diketahui sebagai produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan volume penjualan, telah bersikap lebih konservatif terhadap kendaraan listrik dibandingkan dengan para pesaingnya.
Pendekatan ini tampaknya menguntungkan saat ini, karena penjualan kendaraan listrik global mengalami perlambatan, sementara Toyota mendapatkan keuntungan dari permintaan untuk jajaran kendaraan hibrida yang terus meningkat, terutama di Amerika Serikat, pasar terbesarnya.
Baca juga: Yamaha Luncurkan YZF-R3, Pakai Bahasa Desain R-Series Terbaru
Perusahaan ini mempromosikan pendekatan yang beragam untuk mencapai emisi nol karbon, yang tidak hanya mencakup EV tetapi juga hibrida, kendaraan sel bahan bakar hidrogen, dan teknologi powertrain lainnya.
Pada Januari, Toyoda memproyeksikan bahwa EV akan mencapai paling banyak 30 persen dari pasar mobil global, dengan sisanya terdiri dari hibrida, sel bahan bakar hidrogen, dan kendaraan dengan bahan bakar tradisional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.