Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Sebut Bioetanol di Kendaraan Bisa Merangsang Daya Beli Masyarakat

Kompas.com - 06/09/2024, 19:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut penerapan dan pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar campuran di kendaraan bisa merangsang daya beli masyarakat.

Kondisi tersebut karena pengolahan bioetanol melibatkan berbagai sektor, terutama pertanian. Mengingat bahan bakunya berasal dari jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, tebo, gandum, sampai sorgum.

"Sehingga nantinya terbentuk ekonomi sekuler," kata dia ditemui di Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/9/2024).

Baca juga: Jadwal MotoGP San Marino 2024, Sesi Latihan Dimulai Hari Ini

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid FFVdok.TMMIN Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid FFV

"Kita ingin otomotif jadi positif cycle, ketika otomotif naik, konsumsi bahan bakar seperti bioetanol naik, jadi petani tebu, jagung dan lain income-nya naik, itu positif cycle kalau sawit juga bisa, petani tebu dan lainnya juga bisa," lanjut Bob.

Oleh karenanya, ia berharap langkah pemerintah untuk menggenjot beberapa jenis energi terbarukan sekaligus termasuk bioetanol, terus digencarkan khususnya pada presiden terpilih.

"Kita punya banyak sumber energi yang bisa dikonversi seperti bioetanol, biosolar dan hidrogen. Kita punya banyak biomass yang bisa dirubah jadi hidrogen, ini harus dikembangkan ke depan," kata Bob.

Toyota sendiri sudah mulai memproduksi beberapa kendaraan dengan bahan bakar ethanol bahkan sudah mengekspornya ke beberapa negara. Termasuk saat ini juga dalam pengembangan e-100 atau ethanol 100, sehingga bahan bakar fosil bisa ditekan.

Baca juga: Adakah Batasan Menyalakan AC Saat Mobil Parkir?

Toyota Fortuner hasil konversi 100 persen kompatibel dengan bahan bakar Bioetanol atau E100.KOMPAS.com/Gilang Toyota Fortuner hasil konversi 100 persen kompatibel dengan bahan bakar Bioetanol atau E100.

"Pemerintahan baru harus bisa bawa optimisme, sektor energi bisa bawa optimis baru. Kita lihat pada 2002-2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 6 persen. Itu yang menggerakkan dari sawit yang melibatkan 5 juta petani," kata Bob.

"Kalau bisa diulang di bioetanol income per kapita bisa naik 2-3 kali lipat, Brazil dari 7.500 dollar AS income jadi 12 ribu dollar AS," ujar Bob.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau