Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Pengendara Moge Cenderung Arogan?

Kompas.com - 28/05/2024, 13:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Motor gede yang dijumpai di jalan raya tampak berbeda daripada kendaraan lain, entah dari segi penampilan, kecepatan dan suara knalpot.

Motor gede cenderung lebih kencang lajunya, begitu juga dengan suara knalpotnya bila dibandingkan dengan motor pada umumnya jauh lebih keras. Hal ini berkaitan dengan karakter dasar motor tersebut yang lebih bertenaga.

Rupanya karakter pengendara motor gede bukan serta merta pengaruh performa motor tapi juga pengendara. Akibat spesifikasi motor lebih bertenaga bahkan lebih mahal hal itu bisa membuat pengendara ingin dilihat berbeda.

Baca juga: Tilang Belum Berlaku buat Pengendara Moge yang Belum Punya SIM C1


Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan motor gede bisa saja seharga Rp 1 miliar bahkan lebih, sehingga dari segi kelas sosial memang berbeda.

“Perbedaan inilah yang terkadang memacu pengendaranya ingin diperlakukan spesial dengan meminta diprioritaskan, dikawal dan sejenisnya dengan alasan motor bisa panas bila melaju terlalu pelan,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Selasa (28/5/2024).

Jusri mengatakan prioritas semacam itu tidak berlaku untuk pengendara motor gede kecuali memang kendaraan yang diprioritaskan berdasarkan hukum yang berlaku dalam pasal 134 Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Baca juga: Konvoi Moge Terbesar, Komunitas Harley Jakarta Pecahkan Rekor MURI

Motor baru Harley-Davidson Road Glide dan Street GlideMOTORCYCLENEWS Motor baru Harley-Davidson Road Glide dan Street Glide

“Selain wajib memiliki keterampilan, pengendara motor gede juga harus memiliki rasa empati terhadap pengendara atau pengguna jalan lain, sehingga wajib untuk taat aturan terkait batas kecepatan aman, menaati rambu dan sebagainya,” ucap Jusri.

Jusri mengatakan kompetensi soft skill tersebut tidak akan didapatkan dari meningkatkan keterampilan berkendara saja melainkan harus ada masukan pengetahuan tentang sikap dan etika berkendara.

“Maka dari itu saya mendorong pemerintah untuk mengadakan program sertifikasi kompetensi sebelum pemohon mengajukan pembuatan SIM C1, karena sebagian besar kecelakaan lalu lintas dipicu oleh pelanggaran terlebih dulu,” ucap Jusri.

Jadi, selain karakter motor yang memang berbeda dengan kebanyakan sepeda motor di jalan, faktor perilaku pengendara juga mempengaruhi arogansi pengguna motor gede.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com