Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan ERP di Jakarta Harus Beriringan dengan Transportasi Umum

Kompas.com - 29/04/2025, 14:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di sejumlah ruas jalan Ibukota akan segera diterapkan oleh Pemerintah di DKI Jakarta.

Hal ini menyusul pernyataan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang menyebut pendapatan ERP bisa dikelola untuk subsidi transportasi umum. Kendati demikian Namun, kebijakan ini belum diimplementasikan karena menunggu payung hukum.

Sebagai informasi, ERP merupakan sistem pengendalian kepadatan lalu lintas yang diterapkan melalui pemungutan retribusi secara elektronik terhadap pengguna kendaraan bermotor yang melewati sejumlah ruas jalan pada jam-jam tertentu.

Baca juga: Mengupas Spesifikasi Wuling Yangguang EV Jelang Debut di PEVS 2025

Ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi kemacetan yang masih menjadi permasalahan di Ibu Kota.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif yang berprofesi sebagai dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, dalam mengatasi kemacetan di Jakarta solusi bertahap yang ideal adalah menerapkan ERP yang terintegrasi dengan transportasi publik.

Gerbang Electronic Road Pricing (ERP) di SingapuraKompas.com/Donny Gerbang Electronic Road Pricing (ERP) di Singapura

“Tentunya dapat dimulai dari area padat seperti pusat bisnis yang saat ini telah menggunakan sistem ganjil genap, lalu diperluas bertahap sambil dievaluasi secara tajam,” ucap Yannes, kepada Kompas.com, Minggu (27/4/2025).

Menurut Yannes, ERP bisa menawarkan solusi pengendalian lalu lintas asalkan ekosistem tersebut diiringi dengan penguatan sistem transportasi umum di area terproteksi ERP.

Baca juga: Jadwal dan Harga Tiket Pameran Kendaraan Listrik PEVS 2025

Mampu memberikan perlindungan bagi kelompok yang rentang dan benar, sehingga sistem ERP dapat menjadi pondasi penting menuju mobilitas.

“Secanggih apapun teknologi ERP yang diterapkan, kunci keberhasilannya tetap bergantung pada kualitas SDM yang mengelola, mengawasi, dan mengembangkan sistem tersebut, karena tanpa SDM yang kompeten, teknologi hanya akan menjadi alat yang tidak maksimal fungsinya,” kata Yannes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau