Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata ESDM, Indonesia Urgensi Dekarbonisasi Sektor Transportasi

Kompas.com - 24/05/2024, 08:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan, sektor transportasi masih menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar.

"Transportasi global menyumbang lebih dari sepertiga emisi CO2 dari sektor pengguna akhir, dan transportasi jalan raya saja menyumbang sekitar seperenam emisi global," kata Dadan, disitat dari esdm.go.id, Kamis (23/5/2024).

Dalam hal ini, lanjut Dadan, sistem transportasi yang berkelanjutan dan bersih sangat penting untuk memitigasi dampak lingkungan yang signifikan dari sektor transportasi.

Baca juga: Tak Hanya Performa, Busi Juga Punya Peran Tekan Polusi Udara

Lantaran itu, upaya dekarbonisasi penting dilakukan, mengingat punya dampak besar terhadap pembakaran bahan bakar fosil.

Jasa Marga menggelar operasi truk ODOL di ruas Tol Jakarta-TangerangDok. Jasa Marga Jasa Marga menggelar operasi truk ODOL di ruas Tol Jakarta-Tangerang

Menurut Dadan, kondisi global tersebut sama dengan Indonesia, di mana selain sebagai pengonsumsi sepertiga energi final, sektor transportasi juga jadi penyumbang emisi terbesar.

"Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang sekitar sepertiga konsumsi energi final dan sekitar 40 persen konsumsi energi final. 11 juta mobil di jalanan Indonesia saat ini menghasilkan lebih dari 35 juta ton emisi CO2, sementara truk mengeluarkan lebih dari 50 juta ton," ucapnya.

Mengingat pertumbuhan kendaraan pada tahun-tahun mendatang akibat pembangunan ekonomi, pencapaian dekarbonisasi di sektor transportasi sangat penting untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Baca juga: Daihatsu Sirion Listrik Prototipe Tampil Perdana di Malaysia

Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan pertumbuhan sektor transportasi tidak akan membahayakan kualitas hidup dan kesehatan warganya.

ILUSTRASI: Bus listrikDok. DAMRI ILUSTRASI: Bus listrik

 

Salah satu upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan adalah dengan penggunaan kendaraan listrik.

"Transisi ke kendaraan listrik dipandang sebagai strategi utama untuk melakukan dekarbonisasi transportasi jalan raya, yang menawarkan manfaat ganda yaitu mengurangi emisi sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan," jelas Dadan.

Elektrifikasi sektor transportasi juga dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungannya pada impor bahan bakar fosil yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Dampak Buruk Mobil Listrik Sering Pakai Fast Charging

Ilustrasi kendaraan one way arus mudik dan balik Lebaran 2024KEMENHUB Ilustrasi kendaraan one way arus mudik dan balik Lebaran 2024

Mengurangi impor akan meningkatkan ketahanan energi dan hal ini merupakan prioritas utama pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com