Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpuruk di MotoGP 2024, Direktur Teknis Yamaha Belum Menyerah

Kompas.com - 19/05/2024, 14:02 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

Sumber Crash


JAKARTA, KOMPAS.com - MotoGP 2024 sudah lima seri berlalu, namun Yamaha belum menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik. Dua pebalapnya yaitu Fabio Quartararo dan Alex Rins masih tertarih di klasemen bawah.

Meski demikian Yamaha tidak menyerah, Direktur Teknis Yamaha, Max Bartolini, mengatakan, dia punya cara bagaimana memperbaiki motor Yamaha YZR-M1.

Baca juga: Subaru Siapkan Mobil Baru di GIIAS 2024

Bartolini mengatakan motor Yamaha berbeda dengan Ducati sehingga penyelesaian masalahnya juga berbeda. Mesin Ducati berkonfigurasi V4 sedangkan punya Yamaha tipe inline-4 atau empat segaris.

“Kami kemudian mencoba memahami apa yang bisa dilakukan. Jelas, selama arsitektur mesinnya tetap berbeda, motornya akan berbeda secara radikal. Oleh karena itu, banyak konsep yang digunakan di Ducati sangat sulit diterapkan di sini," katanya dikutip dari Crash.net, Minggu (19/5/2024).

Bartolini mengatakan, untuk mengimbangi kompetitor maka Yamaha harus fokus pada dua hal yaitu aerodinamika dan kerja piranti elektronik. Sebab diakui atau tidak, perangkat elektronik sangat menentukan di zaman MotoGP modern.

“Namun, banyak hal lain yang umum dan dapat ditingkatkan saya memikirkan keseimbangan aerodinamis atau cara kerja elektronik, yang dapat diperbarui dan ditingkatkan dibandingkan dengan keadaan kita sekarang,” ujarnya.

Baca juga: Ini Fungsi Jendela di Bagasi Bus Baru PO 27 Trans

Mantan insinyur Ducati tersebut mengatakan pihaknya telah mengidentifikasi area-area yang dapat ditingkatkan. Dia berharap motor bisa lebih cepat dengan adanya ubahan tersebut.

“Kesenjangan antara 7-8 persepuluh (detik) membutuhkan waktu untuk pulih dan tersebar di semua wilayah. Kami sedang mengerjakannya, kami memproduksi beberapa material dan kami mencoba menyatukan pengalaman saya, yang murni Eropa, dan pengalaman Yamaha," katanya.

“Idenya adalah untuk menyatukan manfaat dari kedua metode kerja tersebut, untuk mencoba menutup kesenjangan dalam waktu yang wajar,” kata Bartolini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulai Senin Besok, Manfaatkan Diskon Tarif Tol buat Mudik Lebaran
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau