Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brake Fading Jadi Salah Satu Jenis Rem Blong Paling Mematikan

Kompas.com - 14/05/2024, 11:02 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Rem blong kerap menjadi penyebab terjadinya kecelakaan pada bus dan truk. Baru-baru kecelakaan menimpa bus pariwisata Trans Putera Fajar AD 7524 OG yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Kecelakaan yang diduga akibat rem blong tersebut menewaskan 11 orang, 13 luka berat dan 40 luka ringan setelah bus sempat terguling usai menabrak mobil dan pengendara sepeda motor.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih mendalami kasus kecelakaan ini sehingga dapat diketahui apa penyebab utamanya apakah benar rem blong murni atau ada kesalahan pengoperasian.

Baca juga: Bus Tidak Berizin Leluasa Beroperasi, Keselamatan Masyarakat Jadi Taruhan


Ahmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengatakan ada beberapa jenis rem blong bila ditinjau dari prosesnya, salah satunya yaitu fenomena brake fading.

Brake fading merupakan peristiwa rem blong yang terjadi lantaran kampas rem kehilangan traksi pada tromol, bisa dikatakan kampas rem tak dapat menyentuh permukaan tromol sehingga tidak terjadi gaya pengereman,” ucap Wildan belum lama ini dalam sebuah Webinar ‘Fenomena Rem Blong dan Fakta Kecelakaan Bus & Truk’ di ITS.

Wildan mengatakan fenomena brake fading hanya terjadi di rem tromol, yang biasanya ada pada bus dan truk.

Baca juga: Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Bus AKAP yang masuk jurang di Kabupaten Lampung Barat, Senin (13/5/2024).KOMPAS.COM/DOK. Humas Polda Lampung Bus AKAP yang masuk jurang di Kabupaten Lampung Barat, Senin (13/5/2024).

“Di antara kampas rem dan tromol terdapat kabut panas yang menghalangi keduanya bertemu, kabut panas tersebut merupakan hasil peristiwa sublimasi, perubahan bentuk dari padat ke gas saat permukaan kampas mencapai temperatur sublimnya,” ucap Wildan.

Wildan mengatakan peristiwa ini terjadi lantaran rem bekerja terlalu berat seperti terus menerus dipakai di jalan menurun, sehingga terjadi peningkatan panas pada kampas rem.

“Ketika brake fading terjadi, pengemudi merasa sistem rem bekerja normal, pedal rem tetap padat, namun laju kendaraan tidak tertahan sama sekali sehingga laju kendaraan tetap kencang diluar harapan” ucap Wildan.

Baca juga: Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.

Wildan mengatakan brake fading menjadi peristiwa menakutkan lantaran pengemudi akan kewalahan untuk bisa menghentikan laju kendaraan. Peristiwa ini bisa terjadi pada hampir semua jenis rem bus dan truk.

“Jenis rem blong ini (breka fading) paling berbahaya di antara rem blong lainnya, tidak ada satu teknologi pun yang akan dapat menyelamatkan kendaraan tersebut karena sumber masalahnya ada di perangkat rem utama” ucap Wildan.

Jadi, brake fading merupakan peristiwa sublimasi permukaan kampas rem yang terjadi di dalam tromol. Ketika permukaan kampas memanas mencapai titik suhu sublimnya bagian padat kampas tidak bisa menyentuh tromol karena terhalang asap sublimasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com