JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan (Kemenbub) berupaya keras untuk menertibkan bus yang masih menggunakan klakson basuri yang berbunyi "telolet" di Mudik Lebaran 2024.
Iman Sukandar, Kasubdit Angkutan Perkotaan Kemenhub, mengatakan, larangan operator bus menggunakan klakson basuri atau telolet mulai berlaku keras karena berhubungan dengan keselamatan.
Baca juga: Produsen Oli Ini Berangkatkan Mekanik Mudik Gratis
"Saya kira sudah jelas karena ada kebijakan dari kita untuk melarang, pertimbangannya apalagi kalau itu menggunakan sistem angin yang terhubung pada sistem pengereman akan sangat membahayakan," ujar Iman di Bekasi, Jawa Barat belum lama ini.
Iman mengatakan, para petugas di lapangan akan memberikan peringatan keras jika masih ada operator bus yang menggunakan klakson telolet bahkan jika diperlukan bakal mencabut klakson tersebut.
"Tentu petugas di lapangan akan menegur dan melarang. Artinya tidak boleh digunakan dan nantinya setelah itu diupayakan pencabutan atau pelepasan sistem tersebut meskipun tidak mengganggu sistem secara keseluruhan atau yang terkait aspek keselamatan," ujarnya.
Iman mengatakan, pihaknya juga terus melakukan pengecekan di terminal-terminal untuk menyisir bus yang masih menggunakan klakson telolet.
"Pertama imbauan dan larangan, dan di terminal-terminal kami juga melakukan pengecekan karena secara rutin di terminal harus melakukan cek terhadap yang kami berangkatkan," ujarnya.
Baca juga: Cek Kondisi All New Xenia di Pos Siaga Astra Daihatsu Salatiga
"Jika ditemukan itu tentu menjadi bagian catatan tersendiri yang dilakukan operator," kata Iman.
Iman mengatakan, apabila bus terlalu sering membunyikan klakson telolet yang memanfaatkan angin dari tangki hanya untuk atraksi dapat sangat berpengaruh dengan kinerja pengereman.
Paling parah apabila selang klakson telolet bocor otomatis isi tangki terkuras habis. Ini akan berpengaruh ke pengereman. Kalau angin habis, tentunya pengereman akan bermasalah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.