JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia otomotif kembali berduka.
Mantan pimpinan Suzuki, Osamu Suzuki, mengembuskan napas terakhirnya pada usia 94 tahun pada 25 Desember 2024.
Menurut informasi dari situs globalsuzuki.com, Osamu meninggal dunia akibat penyakit limfoma ganas, atau kanker kelenjar getah bening.
Menghormati keinginan almarhum, upacara pemakaman dilakukan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat.
Baca juga: Waspadai Titik Lelah di Tol Trans Jawa Saat Libur Nataru 2024/2025
Pihak keluarga juga dengan hormat menolak kunjungan belasungkawa, pemberian uang, penghormatan bunga, atau telegram belasungkawa.
Osamu, yang lahir dengan nama Osamu Matsuda pada 30 Januari 1930 di Kota Gero, Prefektur Gifu, Jepang, awalnya memulai karier sebagai pegawai bank sebelum memasuki industri otomotif.
Kehidupannya berubah setelah menikah dengan Shoko Suzuki, cucu dari Michio Suzuki, pendiri Suzuki Motor, yang awalnya merupakan produsen alat tenun pada tahun 1909.
Dengan tidak adanya keturunan pria dalam keluarga Suzuki, tradisi Mukoyoshi dijalankan, di mana Osamu diadopsi sebagai anak angkat dan sekaligus menantu dalam keluarga tersebut.
Osamu bergabung dengan Suzuki pada tahun 1958, tiga tahun setelah peluncuran sepeda motor pertama mereka, Colleda COX 125cc 4-siklus, dan mobil Suzulight 360cc 2-siklus.
Produk-produk tersebut menjadi tonggak awal Suzuki memasuki era kendaraan kecil di Jepang.
Dalam waktu yang relatif singkat, Osamu berhasil menjabat sebagai presiden Suzuki selama dua dekade.
Baca juga: PO Sembodo Rilis 2 Bus Baru Pakai Desain Livery Anyar
Dilansir dari reuters.com, pada tahun 1970-an, Osamu menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan dengan meyakinkan Toyota Motor untuk memasok mesin ramah lingkungan yang saat itu belum dikembangkan oleh Suzuki.
Kesuksesan lainnya adalah peluncuran kendaraan mini, Alto, pada tahun 1979, yang mendorong peningkatan pemesanan yang signifikan.
Di bawah kepemimpinannya, Suzuki membuat langkah strategis dengan berinvestasi dalam pembangunan produsen mobil nasional di India.
Pada saat itu, industri otomotif India masih sangat tertinggal, dengan penjualan mobil tahunan di bawah 40.000 unit, yang sebagian besar adalah tiruan dari model Inggris.