Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Lewat Jalur Alternatif di Magelang, Rawan Longsor

Kompas.com - 07/04/2024, 13:01 WIB
Selma Aulia,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Jalur alternatif menjadi salah satu pilihan pemudik yang ingin menghindari kemacetan dan mempercepat perjalanan.

Meski begitu, ada beberapa jalur alternatif di Magelang, Jawa Tengah yang rawan terkena tanah longsor, sehingga pemudik harus berhati-hati.

Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang Mashadi mengatakan, jalur rawan tanah longsong berada di Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Pakis.

 Baca juga: Risiko Tinggi, Polisi Kembali Ingatkan Jangan Mudik Naik Motor

Kondisi jalan Provinsi Purworejo-Magelang, dibeberapa titik terjadi banyak lubang. Selain itu, Jalan yang bergelombang membuat warga jengkel.   Agar segera mendapat perhatian dari otoritas yang berwenang, warga pun menanam pohon pisang di lokasi jalan yang rusak. Tercatat sudah 2 kalu warga menanam pohon pisang dijalan provinsi tersebut.KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO Kondisi jalan Provinsi Purworejo-Magelang, dibeberapa titik terjadi banyak lubang. Selain itu, Jalan yang bergelombang membuat warga jengkel. Agar segera mendapat perhatian dari otoritas yang berwenang, warga pun menanam pohon pisang di lokasi jalan yang rusak. Tercatat sudah 2 kalu warga menanam pohon pisang dijalan provinsi tersebut.

“Kamu sudah memetakan (jalur tersebut) dengan BPBD. Jalur itu merupakan jalur lintas kabupaten,” katanya dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/4/2024)

Untuk di Kecamatan Sawangan, jalur alternatif yang rentan akan tanah longsong berada di wilayah Desa Wonolelo. Jalur ini merupakan penghubung antara Boyolali dan Magelang.

Sementara, di Kecamatan Pakis area yang berpotensi terkena tanah longsor ada di Desa Gondangsari, ini merupakan jalur penghubung Salatiga dan Magelang.

Mashadi mengatakan, bila nanti tanah longsor terjadi di Pakis maka pemudik dari Salatiga akan diarahkan menuju Grabag melewati Pasar Ngablak.

Baca juga: Isi Saldo e-Toll buat Mudik Minimal Rp 500.000


Namun, kalau tanah longsor terjadi di Wonolelo, pemudik harus menunggu pembersihan material tanah longsor hingga jalan bisa dilalui.

Mashadi juga mengatakan, untuk intervensi lampu lalu lintas untuk mencegah kemacetan nantinya akan mempertimbangan arus kendaraan,

“Diskresi lampu lalu lintas sifatnya situasional. Kami melihat dulu seberapa padat arus kendaraan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau