KLATEN, KOMPAS.com - Gurah mesin merupakan salah satu metode pembersihan kerak karbon di dalam ruang bakar untuk menjaga performa tetap prima.
Kerak karbon merupakan kumpulan sisa pembakaran yang menempel pada ruang bakar, katup dan saluran lainnya. Dengan demikian kerak dapat mengganggu proses pembakaran untuk menghasilkan tenaga yang optimal.
Kerak karbon akan semakin mudah terkumpul jika mobil mengkonsumsi bensin kualitas rendah dan cara penggunaan yang tidak benar seperti jarang menggeber mobil.
Baca juga: Alasan Kenapa Setelah Gurah Mesin Wajib Ganti Oli
Maka dari itu, kerak karbon harus dikontrol jumlahnya agar mobil tetap bertenaga salah satunya dengan melakukan gurah mesin.
Arif, Mekanik GK Auto Service Gunung Kidul mengatakan gurah merupakan salah satu solusi yang ditawarkan agar menjaga performa mesin tetap prima.
“Karena gurah mesin dapat mengangkat kerak karbon yang membandel di ruang bakar dan salurannya, dengan demikian diharapkan tenaga mesin kembali seperti sedia kala,” ucap Arif kepada Kompas.com, Sabtu, (27/1/2024).
Baca juga: Jangan Salah, Gurah Mesin Beda dari Engine Flush
Arif mengatakan, gurah mesin dapat dilakukan saat performa mesin sudah berat seperti ada gejala ngelitik dan sejenisnya.
“Gurah mesin masih aman dilakukan setidaknya enam bulan sekali, atau saat membutuhkan saja karena penumpukan kerak karbon bisa dihindari dengan memilih bensin berkualitas serta cara penggunaan yang benar,” ucap Arif.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, gurah mesin tidak baik bila dilakukan terlalu sering karena ada risiko yang harus ditanggung menurut Hardi.
Baca juga: Banyak yang Belum Pahami, Perbedaan Gurah Mesin dan Tune Up
Saat gurah mesin dilakukan, akan ada peluang cairan dan kerak karbon yang justru tertinggal di area tidak terjangkau oleh alat vakum.
“Jalan keluar cairan gurah dan kerak karbon adalah lubang busi, cara mengeluarkannya dengan disedot menggunakan alat vakum pakai selang, sehingga cakupannya terbatas hanya di area yang lurus dengan lubang,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Padahal, bentuk kepala piston biasanya terdapat lekukan sehingga membuat cairan menggenang di sisi samping yang menempel di dinding silinder menurut Hardi.
Baca juga: Biaya Gurah Mesin pada Mobil Hanya Rp 100.000-an
“Akan ada peluang cairan gurah itu turun ke bawah, dan sebagian lagi terselip di ruang ring piston, akibatnya bisa saja kerak malah membuat rusak dindin silinder secara perlahan atau mengikisnya,” ucap Hardi.
Maka dari itu, bila terlalu sering dilakukan bisa menyebabkan kompresi mesin turun akibat dinding silinder yang terkikis tadi.
“Jangan sampai niat membuat mesin memiliki performa baik, justru menyebabkan tenaganya menjadi loyo, beberapa kasus ini terjadi meski jarang,” ucap Hardi.
Baca juga: Seperti Apa Metode Gurah Mesin yang Benar?
Hardi menyarankan gurah mesin paling cepat setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun. Jika sebelum itu performanya turun, maka solusi yang ditawarkan adalah Italian tune up.
“Ganti BBM menggunakan bensin kualitas tinggi, atau yang mengandung zat aditif, sehingga ketika mobil digeber bisa mengikis kerak karbon yang mulai menumpuk tanpa dilakukan pembongkaran,” ucap Hardi.
Menurut Hardi, Italian tune up bisa dilakukan sesekali saat mengendarai mobil karena bisa mengikis kerak karbon secara perlahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.