Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Pengendara Ojol Cekcok Saat Diadang karena Lawan Arah

Kompas.com - 16/01/2024, 13:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ramai di media sosial kumpulan pengendara ojek online atau ojol yang berkumpul di daerah Cibubur, tepatnya di dekat Kota Wisata, Senin (15/1/2024) malam.

Video tersebut diunggah akun kabarcibubur24jam di Instagram, tertulis pada videonya, "Ditertib-in buat ga lawan arah malah begini, kocag???". Pada keterangan video juga ditulis kumpulan ojol ini imbas dari pengendara yang tidak terima saat ditegur ketika lawan arah di sore harinya.

Memang pada akun yang sama, diunggah juga video orang yang mengadang pengendara motor yang lawan arah. Kebetulan salah satunya ada pengendara ojol yang diadang dan dia tidak terima, sampai akhirnya cekcok.

Baca juga: ECGO 3 Kasih Program Buat Ojol, Sewa Hak Milik Rp 25.000 per Hari

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kabar Cibubur 24 Jam (@kabarcibubur24jam)

 

Menanggapi kejadian seperti ini, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, sebagai asosiasi, perilaku lawan arah dilakukan oknum rekan ojol yang masih kurang pemahamannya soal safety riding dan keselamatan lalu lintas.

"Ini perlu diperhatikan perusahaan aplikasi, selain bisnis harus secara berkala memberikan pelatihan safety riding. Tujuannya agar menjaga nama baik perusahaan, meminimalisir adanya oknum pengemudi ojol yang melakukan pelanggaran lalu lintas, seperti yang terjadi di Cibubur," ucap Igun kepada Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Igun menegaskan tidak setuju dengan kelakuan oknum rekan ojol yang menolak untuk ditertibkan saat lawan arah.

Bagaimana pun melawan arah adalah pelanggaran lalu lintas, tidak bisa dibenarkan, karena membahayakan diri sendiri, penumpang, pengendara lain, dan masyarakat.

Baca juga: Penyaluran BBM Satu Harga Diklaim Sudah Tersebar ke 512 Titik


Kemudian soal kelompok oknum yang melakukan perlawanan, perusahaan aplikasi juga belum menyentuh sampai hal tersebut. Makanya harus dilakukan pelatihan berkendara yang aman secara menyeluruh, demi mengurangi cekcok seperti itu.

"Rasa solidaritas dari rekan ojol ini kan tinggi. Mungkin adanya salah informasi atau provokasi dari rekan oknum, komunikasinya mungkin tidak tepat, atau bilang dikeroyok padahal dia yang melanggar," kata Igun.

Igun dari asosiasi berharap kalau Korlantas Polri bisa membuka peluang untuk pelatihan mengenai ketertiban lalu lintas. Adakan khusus untuk pengendara ojol jadi nantinya bisa jadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com