Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas, Berapa Setelan AC Mobil yang Ideal?

Kompas.com - 03/08/2023, 07:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Indonesia masih dilanda suhu panas berlebih. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu udara Jakarta bahkan sampai berkisar 22-34 derajat celcius di siang hari.

Kondisi tersebut, diprediksi merupakan imbas dari fenomena El Nino yang membuat curah hujan menjadi rendah karena pemanasan suhu muka laut. Pada kasus yang ekstrem, bisa memicu kekeringan.

Seiring dengan hal ini, bagi masyarakat yang aktif menggunakan mobil tentu saja akan menyetel air conditioner (AC) berlebih guna mendinginkan suhu kabin. Tetapi yang patut diperhatikan, prilaku dimaksud bisa membuat rugi bila berlebihan.

Baca juga: Tips dari Polisi buat Cegah Curanmor di Lingkungan Rumah

Ilustrasi AC mobilKompas.com/Fathan Radityasani Ilustrasi AC mobil

Lantas, berapa setelan AC mobil yang ideal untuk aktivitas sehari-hari?

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, untuk pengaturan suhu dikembalikan kepada pengguna mobil, karena masing masing berbeda-beda.

“Kalau suhu paling dingin namun embusan blower pelan, membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk mencapai suhu yang diinginkan,” kata Didi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/8/2023).

Maka yang terpenting ialah pengaturan suhunya nyaman bagi pengemudi dan juga penumpang di dalam mobil. Sebab ketika suhu AC terus diubah-ubah atau tidak konsisten, mengakibatkan konsumsi BBM bisa lebih boros.

Baca juga: Awas Macet, Ada Perbaikan Jalan Tol Jagorawi Arah Jakarta

Ilustrasi AC mobildjedzura Ilustrasi AC mobil

Technical Leader Auto2000 Agus Mustafa menyarankan, suhu AC paling ideal di mobil ialah berada di kisaran 25 derajat. Tujuannya, supaya kompresor tidak terus-menerus aktif sehingga menambah beban pada mesin.

"Pada komponen AC itu memiliki dua sensor, yaitu sensor udara luar dan sensor untuk udara di dalam. Kalau kita setting suhu di 18 derajat, begitu tidak dingin sedikit karena udara di luar ruangan sangat panas, komputer (ECU) akan selalu mengaktifkan kompresor," kata Agus.

"Kalau kompresornya aktif terus tanpa putus, otomatis akan menambah beban pada mesin sehingga konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi (boros)," lanjut dia.

Sementara apabila temperatur AC diaktifkan pada 25 derajat, maka jarak antara suhu luar ruangan rata-rata di Indonesia (30 derajat) dengan suhu yang ingin dicapai di dalam ruangan mobil tidak terlalu jauh.

Baca juga: Daftar Harga LSUV Bekas per Agustus 2023 mulai Rp 72 Jutaan

Sehingga, kerja kompresor akan lebih ringan. Sebab, jika suhu dalam ruangan sudah mendekati 25 derajat (yang diinginkan), ECU akan memutus kerja atas kompresor.

"Kalau misalkan kita setting di 25 derajat, komputer itu akan membandingkan udara luar dan dalam. Nah, pas ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresornya dimatikan oleh komputer," jelas Agus.

"Begitu kompresor mati, otomatis bebannya enteng sehingga konsumsi BBM di mobil bakal berkurang (lebih hemat)," tambahnya.

Sebaliknya, apabila suhu AC sering diganti secara manual, termasuk mematikan dan menghidupkannya, akan membuat BBM lebih boros karena kerja kompresor lebih keras mengejar temperatur ideal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com