JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran Mazda MX-5 versi Retractable Fastback (RF) dengan pilihan transmisi manual di Indonesia dalam ajang GJAW 2023 lalu, menjadi angin segar tersendiri bagi para pecintanya.
Sebab, walaupun secara umum hanya berbeda pada tuas transmisi dan girbox saja dari MX-5 RF yang sudah dikenalkan lebih dahulu di penghujung 2022, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengklaim rasa berkendaranya berbeda.
Apalagi jika mobil dipacu di jalur bebas hambatan. Namun, melihat kondisi lalu lintas Tanah Air khususnya pada jalur perkotaan yang cukup padat, kira-kira bagaimana sensasinya?
Baca juga: Mau Ganti Ban Motor, Cek Daftar Harganya per Juli 2023
Menjawab hal tersebut, redaksi Kompas.com langsung meminta kesempatan ke pihak EMI untuk membawa MX-5 RF MT untuk dijadikan kendaraan harian di jalur perkotaan dalam beberapa hari.
Hasilnya, sensasi yang kami rasakan memang cukup berbeda. Kehadiran tuas transmisi dengan pengoperasian yang mudah seperti mobil sport menambah kesan tersendiri.
Pengemudi benar-benar memiliki kontrol penuh atas distribusi tenaga mobil sesuai keinginan tanpa bantuan mode berkendara. Kondisi ini lantas didukung dengan penyematan kinematic posture control pada transmisinya.
Baca juga: Bikin Lecet Mobil Rental, Ini Kisaran Ganti Ruginya
Sehingga, mobil tetap stabil saat memasuki tikungan walau mengganti gigi. Kemudian jarak antar perpindahannya pun tidak jauh, memudahkan dalam mengontrol laju mobil.
Jadi dalam beberapa kesempatan, MX-5 RF MT terasa lebih gesit dan agresif dibandingkan versi otomatisnya. Padahal secara spesifikasi mesin, tidak ada yang berubah signifikan yakni Skyactiv-G segaris 4 silinder DOHC 1.998 cc.
Sayangnya ruang pedal transmisi dengan foot rest pada mobil sangat sempit. Alhasil, membuat kami sering menginjak pedal koplik padahal sedang ingin mengistirahatkan kaki kiri.
Agaknya pihak Mazda tidak melakukan penyesuaian kembali pada ruang ini dari varian tramsisi otomatisnya. Padahal jelas sekali apabila mobil manual, ada tambahan satu pedal kopling untuk transmisi.
Baca juga: Pemprov DKI Diminta Segera Pakai Mobil Listrik Sebagai Kendaraan Dinas
Pada penggunaan harian di jalur Ibu Kota, kondisi ini sangat berbahaya. Tapi untungnya selama redaksi gunakan, tidak ada kendala yang signifikan walau dalam keadaan stop-and-go.
Kemudian jarak pandang pengemudi ke depan masih kurang optimal untuk pengendara yang tingginya kurang dari 170 cm. Sebab jok mobil tidak ada pengaturan tinggi dan rendahnya.
Sementara posisi setir dan konsol tengahnya tinggi lurus, ditambah kap mesin yang panjang. Jadi, harap hati-hati ketika hendak bermanuver maupun injak pedal gas dalam-dalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.