Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baterai Kendaraan Listrik: Mengapa Akhirnya LG Mundur?

Kompas.com - 25/04/2025, 08:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal RI memutuskan menggantikan posisi LG Energy Solution dari proyek ekosistem baterai kendaraan listrik terintegrasi nasional dengan perusahaan energi asal China, Huayou.

Hal tersebut karena negosiasi antara LG dan konsorsium Indonesia telah berlangsung lama, hampir lima tahun, tetapi belum menunjukkan tanda positif.

Sementara itu, target hilirisasi dan penciptaan netralitas karbon (NZE) terus berjalan dan tidak berubah.

Baca juga: Huayou Gantikan LG Dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik

Baterai mobil listrik buatan LG-HyundaiKompas.com/Ruly Baterai mobil listrik buatan LG-Hyundai

VP Commercial and Marketing Indonesia Battery Corporation (IBC) Bayu Hermawan menyatakan alasan utama dari mandeknya proyek bersama LG hingga diputuskan untuk mundur adalah adanya perubahan terkait permintaan baterai berbasis nickel manganese cobalt (NMC).

Di mana, baterai jenis tersebut memiliki pasar yang lebih besar di kawasan Amerika dan Eropa karena dinilai cocok dengan kebutuhan mobil EV yang berfokus pada jarak jauh dan ketahanan cuaca.

Sementara pasar kendaraan listrik di Asia mulai bergeser ke baterai berbasis lithium-ferro phosphate (LFP) yang lebih dari 80 persen pasokannya dikuasai China. "Key challenge juga dari mereka (LG), karena market mereka kan memang NMC. Sementara untuk penetrasi ke Amerika dan Eropa, ada barrier. Isu ini yang sekarang lagi hangat juga dari tahun kemarin, membuat mereka makin challenging untuk develop ini," kata dia di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

"Kalau market Asia kan di LFP ya, jadi memang dengan adanya tantangan-tantangan untuk penetrasi di Amerika, ada barrier dan lain sebagainya," tambah Bayu.

Baca juga: Modifikasi HiAce Jadi Mobil Pesta, Biayanya Rp 300 Juta

Bagaimanapun, Bayu mengatakan IBC tidak menutup peluang kolaborasi dengan pihak manapun ke depannya guna melanjutkan Proyek Titan.

Selain dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co, holding baterai tersebut juga menjajaki mitra-mitra potensial lainnya. "Yang bisa saya sampaikan, roadmap kami terus bergulir sehingga hilirisasi yang memang diamanatkan pemerintah terus berjalan. Sel baterainya, tambangnya, hilirisasinya, bahkan recyclingnya mudah-mudahan tidak mempengaruhi roadmap secara keseluruhan. Kita terus berjalan," kata dia.

"Karena nikel kita sangat berlimpah, jadi kita tak bergantung kepada satu mitra saja, tetapi ada mitra lainnya untuk hilirisasi. Jadi secara general roadmap kami terus berjalan dengan realisasi akhir 2026, 2027 akhir sudah beroperasi dan lain sebagainya," ucap Bayu.

Baca juga: LG Batal Investasi, Apa Pengaruhnya buat Indonesia?

Inovasi baterai mobil listrik dari Korea SelatanDok. Carscoops.com Inovasi baterai mobil listrik dari Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau