Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Listrik Mulai Masuk Sektor Perkebunan

Kompas.com - 24/04/2025, 19:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

PAPUA, KOMPAS.com - Penggunaan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) kini tak hanya di jalanan kota saja. Sebab, kini mulai merambah sektor berat, salah satunya truk listrik yang diujicobakan di perkebunan kelapa sawit oleh Tunas Sawa Erma (TSE) Group.

Langkah ini bukan sekadar penghematan bahan bakar, tetapi bagian dari strategi besar untuk menurunkan emisi karbon di sektor hulu industri sawit.

Direktur TSE Group, Luwy Leunufna, mengatakan penggunaan kendaraan listrik (EV) di perkebunan menjadi salah satu upaya perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emissions (NZE).

“Saat ini masih dalam tahap awal, kita uji coba dengan menggunakan penggantian dari kendaraan konvensional jadi electric vehicle. Kita berharap seiring berjalannya waktu, teknologinya akan semakin maju sehingga mimpinya sebagian besar alat yang kita pakai di perkebunan khususnya truk-truk yang dipakai itu diganti menjadi EV,” ucap Luwy dalam keterangan resminya.

Baca juga: Foton Luncurkan Truk Listrik eMiler, Jarak Tempuh 175 Km

Luwy menambahkan, rencananya electric vehicle akan digunakan untuk menunjang aktivitas perkebunan, mulai dari pengangkutan tandan buah segar hingga operasional pekerja di wilayah perkebunan.

Salah satu unit kendaraan listrik yang digunakan di kebun sawit Tunas Sawa Erma (TSE) Group 
di Boven Digol, Papua Selatan.
ist Salah satu unit kendaraan listrik yang digunakan di kebun sawit Tunas Sawa Erma (TSE) Group di Boven Digol, Papua Selatan.

Berdasarkan inventarisasi emisi, dua juta liter solar yang digunakan truk-truk TSE per tahun setara dengan 4.000 ton CO2e. Dengan elektrifikasi, angka tersebut bisa ditekan secara signifikan, sehingga menjadi kontribusi nyata otomotif dalam transisi energi bersih.

Komitmen untuk menurunkan emisi ini sudah dilakukan sejak tahun 2023, di mana TSE Group berkomitmen menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target Net Zero Emissions.

“Kita harus punya kebijakan yang kuat dan komitmen yang kuat. Komitmen yang kuat bukan soal komitmen internal saja tapi kita komunikasikan ke stakeholder yang lain. Jadi semua pihak akan melihat apakah kita sungguh-sungguh dan konsisten untuk menerapkan komitmen itu,” ucap Luwy.

Baca juga: Ini 3 Perawatan Sepeda Motor yang Diperlukan Setelah Libur Panjang

Komitmen TSE Group juga sejalan dengan target pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca.

Lewat kontribusi elektrifikasi armada, perusahaan turut mendukung pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, yakni pengurangan emisi 29 persen pada 2030, atau hingga 41 persen dengan dukungan internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau