Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi bila Mobil Lawas Diisi BBM Oktan Tinggi

Kompas.com - 16/01/2023, 10:12 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Bahan bakar minyak, khususnya bensin bernilai oktan tinggi merupakan jenis BBM yang berkualitas. Cocok digunakan untuk mobil modern dengan spesifikasi tinggi.

Sementara itu, mobil lawas identik dibekali mesin dengan spesifikasi rendah, tekanan kompresi di mesin rendah, teknologi belum mendukung. Bahkan tak jarang masih mengandalkan karburator.

Lantas, apa yang terjadi bila mobil lawas dengan spesifikasi mesin rendah dipaksa menenggak bahan bakar bernilai oktan tinggi?

Baca juga: Aman atau Tidak Mobil Lawas Konsumsi BBM Oktan Tinggi?

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi, mengatakan mobil lawas umumnya memiliki mesin yang bisa diatur timing pengapiannya ketika pemilik kendaraan mengganti jenis bahan bakar.

“Bila mobil lawas mau diisi dengan bahan bakar dengan nilai oktan lebih tinggi, maka timing pengapian bisa diatur guna menyesuaikan kebutuhan mesin, dengan demikian diharapkan tenaganya optimal dengan bahan bakar yang lebih berkualitas,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Minggu (15/1/2023).

Dia mengatakan kendati demikian, pada umumnya mobil lawas dibekali mesin yang spesifikasinya rendah sehingga memang tidak membutuhkan bahan bakar bernilai oktan yang terlalu tinggi.

Baca juga: Ketahui Penyebab Bodi Mobil Lawas Mudah Keropos

“Misal diberi bahan bakar dengan oktan terlalu tinggi daripada kebutuhan mesin, maka performa kendaraan akan mentok pada kemampuan mesin, jadi kenaikan performa mesin memang terbatas pada spesifikasi mesinnya,” ucap Bambang.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi. Dia mengatakan memang mesin pada mobil lawas bisa dilakukan pengaturan timing pengapian, tapi soal kenaikan tenaga kembali lagi ke spesifikasi mesin.

“Mesin pada mobil lawas biasanya memang umumnya tidak membutuhkan jenis bahan bakar beroktan terlalu tinggi, karena kompresi yang dihasilkan mesin tidak begitu tinggi, jadi tidak akan optimal untuk mengubah bahan bakar berkualitas menjadi tenaga yang optimal,” ucap Didi kepada Kompas.com, Minggu (15/1/2023).

Baca juga: Benarkah Komponen AC Mobil Lawas Lebih Awet?

Dia mengatakan meski mesin pada mobil lawas dibekali fitur yang bisa mengubah timing pengapian secara manual ketika jenis bahan bakar diubah menjadi lebih berkualitas, itu hanya sebagai pemaksimalan saja.

“Dengan melakukan pengaturan timing pengapian secara manual, harapannya tenaga mesin bisa optimal, tapi kembali lagi bagaimana kemampuan mesin,” ucap Didi.

Dia juga mengatakan jenis bahan bakar beroktan tinggi memang sebenarnya tidak cocok untuk mobil lawas.

Baca juga: Tren Mobil Lawas, Lampu Depannya Pakai Wiper

“Pemakaian bensin bernilai oktan tinggi pada mobil lawas bisa membuat panas yang berlebih, salah satunya bisa merusak knalpot, menjadi cepat keropos karena panas,” ucap Didi.

Jadi, mobil lawas memang tidak seharusnya menenggak bahan bakar berkualitas tinggi karena mesin yang disediakan tidak memenuhi standar untuk jenis BBM tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
China Minta AS Cabut Perintah Terkait Minyak Asal Venezuela
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau