Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Dampaknya Terus-terusan Gunakan Gigi L pada Mobil Matik

Kompas.com - 12/07/2022, 14:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Mengendari mobil matik memang jauh lebih praktis dibandingkan transmisi manual. Bahkan ketika melintasi medan berliku, seperti di pegunungan, pengendara tak perlu repot menekan pedal kopling untuk memindahkan gigi.

Meski begitu, terkadang khusus jalan-jalan terjal pengemudi mobil matik wajibkan memindah tuas transmisi ke gigi L (low).

Nah, yang menjadi catatan, keseringan menahan laju mobil menggunakan gigi rendah dengan putaran mesin tinggi, bisa jadi biang kerok adanya masalah dikemudian hari. 

Kepala Bengkel Nissan Setyabudi Semarang Andika Herda Permana mengatakan, komponen kopling ganda dan clutch disc mobil matik CVT bisa selip karena CVT belt dan pulley bergesekan terus dan overheat

Baca juga: Jangan Asal, Ini Prosedur Jumper Aki Mobil yang Soak

Mitsubishi Xpander melintas tanjakan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat.Youtube Sitinjau Lauik Truk Video Mitsubishi Xpander melintas tanjakan Sitinjau Lauik di Sumatera Barat.

"Risiko CVT mengalami selip karena kebiasaan pengemudi menggunakan gigi L terus dengan RPM sangat tinggi. Padahal, belum tentu torsi maksimum bisa diraih oleh mesin dengan menahan laju mobil di RPM maksimal mendekati red line," ujar Dika kepada Kompas.com, belum lama ini. 

Selain itu, kesalahan umum yang juga kerap dilakukan pengguna mobil matik di kawasan pegunungan yaitu tak memindah posisi gigi transmisi dari D ke N atau P ketika terjebak macet. 

"Pengemudi sering menahan posisi gigi transmisi tetap di D atau L dengan di tujuan memudahkan ketika stop and go. Tetapi, cara ini cukup berisiko karena komponen girboks transmisi jadi lebih panas. Jadi, sirkulasi pelumasan oli transmisi lebih lambat dan menimbulkan delay respon shifting gigi terlambat," katanya. 

Baca juga: Penyebab Tuas Transmisi Mobil Matik Tersangkut

Mitsubishi New Xpander Sport CVTKOMPAS.com/Adityo Wisnu Mitsubishi New Xpander Sport CVT

Menurut Dika, sebenarnya tak masalah, tetapi risikonya jika kondisi sudah sangat parah gigi transmisi tak dapat di oper.

Hal ini berlaku bagi model transmisi konvensional maupun CVT. Bedanya, selip kopling transmisi matik konvensional risiko kerusakan bisa-bisa merembet ke bagian gigi transmisi. 

"Kerusakan berat gigi transmisi matik konvensional rtidak bisa di oper. Trouble ringan mobil tidak bisa maju atau mundur," ucap Dika.

"Ciri-cirinya setelah memindahkan posisi tuas transmisi mobil matik ke D respon yang diberikan lambat karena ada jeda beberapa detik sebelum konversi tenaga mesin," lanjutnya.

 Baca juga: Kenali Risiko Sembarang Isi Air Aki

Proses penggantian oli transmisi matikDicky Aditya Wijaya Proses penggantian oli transmisi matik

Untuk perbaikan, dia mengatakan, diawali dari flushing oli matik dahulu agar lebih detail memahami beda respons awal gigi transmisi sebelum beralih melakukan pembongkaran komponen transmisi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com