SEMARANG, KOMPAS.com - Kasus kampas rem mobil dengan transmisi matik memang cenderin lebih cepat aus dibanding mobil manual.
Hal tersebut lantaran hampir semua proses untuk meredam laju mobil, bahkan sampai berhenti dilakukan dengan rem.
Mobil matik yang sering digunakan stop and go di jalan-jalan macet, juga mempengaruhi usia pakai kampas rem. Pasalnya, pengemudi kerap menahan laju mobil di posisi D ketika terjebak kemacetan.
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, dalam konsisi stop and go, terlebih jika pengemudi tidak memindah gigi transmisi ke posisi netral (N) saat berhenti, komponen piringan cakram bisa tergerus.
Baca juga: Mengulik Kecanggihan Fitur Hyundai Ioniq 5
Hal tersebut membuat kampas rem akan terus-menerus menekan piringan disc brake hingga beberapa saat sampai kembali berjalan.
"Suhu panas rem memicu pemuaian piringan cakram. Fatalnya, titik rem yang stagnan di salah satu sisi diameter lingkaran piringan cakram dalam jangka panjang bisa membuat piringan bergelombang," kata Bambang, Sabtu (2/7/2022).
Bambang mengatakan, piringan cakram yang telah bergelombang akan membuat berkendara tak lagi nyaman. Ketika akan melakukan pengereman akan terasa bergetar dan bunyi.
Baca juga: Begini Risiko Isi Oli Transmisi Matik Tak Sesuai Takaran
Hal ini biasanya diikuti adanya gejala setir yang bergetar ketika melakukan deselerasi dari kecepatan tinggi.
"Bunyi srek ketika mobil di rem kecepatan rendah. Sedangkan saat pengereman kecepatan tinggi pedal rem dan stir kemudi bergetar," ucapnya.
Untuk perbaikannya, kata Bambang, bengkel resmi melakukan step rematching disc brake pada ke empat roda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.