YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Terkadang ada beberapa di antara pemilik mobil merasa melakukan spooring itu tidak perlu sering, apalagi mobil juga jarang dipakai untuk menempuh jarak yang jauh.
Secara, mana mungkin mobil mengalami kerusakan jika dipakainya saja pelan dan jarang dipakai bepergian jauh.
Secara logika, hal itu tidak akan membuat mobil mengalami kerusakan. Jadi wajar saja jika beberapa orang beranggapan melakukan spooring itu tidak perlu sering-sering.
Namun, konsepnya tidak seperti itu, setiap mobil memang perlu melakukan spooring secara berkala, bahkan ada bengkel yang menyarankan untuk melakukan spooring setiap melakukan servis.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Spooring dan Balancing
Hal ini dikarenakan, kendaraan membutuhkan penyetelan ulang setiap sudut-sudut seperti camber, caster dan toe ke dalam standarnya. Sudut-sudut tersebut faktanya memang dapat berubah seiring pemakaian.
Nah, di saat melakukan spooring itulah data sudut-sudut tersebut dapat dilihat dan bisa menjadi bukti bahwa perubahan itu ada.
Jika sudut-sudut tersebut berubah, maka solusinya adalah melakukan penyetelan ulang, atau istilahnya diselaraskan sesuai ketentuan pabrik.
Service Manager Setiawan Spooring Rudy Antono mengatakan, spooring perlu dilakukan secara rutin sebagai upaya perawatan agar kendaraan senantiasa aman dan nyaman saat dikendarai, serta ban tidak cepat aus.
Baca juga: Rutin Spooring dan Balancing Tidak Ampuh Cegah Setir Mobil Speleng
“Sudut-sudut (yang dicek pada proses spooring) itu bisa berubah seiring pemakaian, seperti karena ada part yang aus, setelah menghantam jalan yang tidak rata seperti lubang atau benjolan, bahkan baru seminggu setelah spooring terus kena lubang cukup keras pun dapat mengubah sudut-sudut tersebut,” kata Rudy kepada Kompas.com Rabu (22/6/2022).
Jadi, memang spooring perlu dilakukan secara berkala. Jika tidak, pengguna tidak akan pernah tahu seperti apa kondisi sudut-sudut tersebut.
Jika dibiarkan, hal itu bisa menyebabkan kemudi bergetar, tidak stabil dan lain sebagainya. Bahkan bisa menyebabkan kerusakan pada komponen mobil seperti peredam kejut, dan ban.
Perlu diketahui, roda mobil yang berputar tidak stabil hingga menyebabkan getaran pada kabin, tentu membuat peredam kejut bekerja ekstra.
Seharusnya peredam kejut bekerja ketika melewati jalanan yang bergelombang saja, tapi ini bekerja selama roda mobil berputar. Tentu ini bisa mengakibatkan part tersebut cepat rusak atau bocor.
Baca juga: Wajib Melakukan Spooring Setelah Mobil Ganti Kaki-kaki
“Kami menganjurkan per 10.000 km atau 6 bulan mobil perlu melakukan spooring, untuk mencegah terjadinya perubahan sudut roda makin banyak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen mobil,” kata Rudy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.