Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Motor Listrik Seken Bisa Susut 40 Persen, Ini Alasannya

Kompas.com - 24/06/2022, 08:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini penggunaan kendaraan listrik sebagai transportasi pribadi di Indonesia tampak mulai diminati oleh berbagai kalangan, baik untuk roda empat maupun dua, walau masih tahap awal.

Seiring dengan transformasi ini, beberapa perusahaan pembiayaan (leasing) mulai mendorong kredit kendaraan listrik agar ditawarkan ke masyarakat dengan yang skema menarik.

Pasalnya, tanpa instrumen itu percepatan era elektrifikasi kendaraan tak dapat berjalan secara optimal. Pada akhirnya, berpengaruh ke harga jual kembali kendaraan listrik.

Baca juga: Pertanyaan Calon Konsumen Saat Test Drive All New Ertiga

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Demikian dikatakan Kevin Phang, Co Founder PT Smoot Motor Indonesia dan Swap Energi belum lama ini, Selasa (21/6/2022).

"Harga second kendaraan listrik baru akan terbentuk ketika semua sudah menjadi pengguna. Namun, berapa persen bisa cost down dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin," kata dia.

"Kemungkinan bisa 40 persen, atau sekitar Rp 2 juta untuk motor listrik. Hal tersebut dilihat dari maintenance dan biaya bensin," ucap Kevin, menambahkan.

Kevin menambahkan, dengan menggunakan kendaraan listrik seseorang juga turut membantu pemerintah. Pasalnya, menurut dia, pemerintah telah mengeluarkan dana yang besar untuk subsidi energi.

Dengan menggunakan kendaraan listrik, subsidi energi dapat dialihkan ke sektor yang lebih krusial, misalnya gas.

Baca juga: Garap Pembiayaan Motor Listrik. BRI Finance Gandeng Smoot Motor Indonesia

Motor listrik Smoot TempurKOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI Motor listrik Smoot Tempur

Namun, Kevin tak menampik masih ada beberapa permasalahan dari kendaraan listrik. Salah satu yang paling krusial, motor listrik masih memiliki keterbatasan jarak.

"Motor listrik mungkin sudah ada sekitar 10 tahun di Indonesia, tetapi karena ada keterbatasan jarak jadi belum populer. Kalau semua pakai nanti akan jadi habit baru," katanya.

Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah menyediakan banyak swap poin. Saat ini terdapat lebih dari 400 swap poin di seluruh Indonesia dengan persebaran 300 swap poin di kawasan Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau