JAKARTA, KOMPAS.com - Formula E berbeda dengan ajang balap lainnya. Untuk ajang balap mobil listrik ini, tiap tim bisa berlatih menggunakan simulator.
Bahkan, simulator pada Formula E menjadi salah satu aspek yang sangat penting untuk membuat tim lebih kompetitif. Sebab, para pebalap bisa berlatih skenario yang bisa terjadi saat balapan.
Baca juga: Pendapat Pebalap Nissan e.dams Soal Sirkuit Formula E Jakarta
Tommaso Volpe, GM Nissan Formula E, mengatakan, simulator pada Formula E sangat penting. Sebab, perangkat keras pada mobil tidak bisa diubah.
"Berbeda dengan motorsport lainnya. Perangkat keras pada Formula E tidak bisa diubah hingga dua tahun. Setiap dua tahun, kita akan homologasi, setelah itu kita tidak bisa menyentuhnya lagi," ujar Tommaso, saat ditanya Kompas.com, di Jakarta, belum lama ini.
Namun, Tommaso menambahkan, semua perangkat lunak yang mengatur efisiensi baterai dan sistem kendali pada mobil, sepenuhnya terbuka. Lagi-lagi, ini berbeda dengan motorsport lainnya.
Baca juga: Nissan Indonesia Turut Dukung Tim Balap Nissan e.dams di Formula E
"Jadi, ini berarti perilaku dari mobil berubah drastis dan ini bisa diprogram ulang. Dengan melakukan banyak simulasi, mencoba banyak skenario, sangat penting bagi pebalap," kata Tommaso.
Tommaso mengatakan, sekarang ini Nissan memiliki pebalap yang khusus didedikasikan untuk simulasi. Selain itu, Nissan e.dams juga punya dua pebalap di trek. Tapi, ada pebalap ketiga yang ada di simulator untuk mengetes.
"Tapi, ada komplikasi yang muncul. Kami melakukan banyak simulai dengan banyak kemungkinan yang ada. Tapi, Anda akan menghadapi kenyataan saat di trek," ujar Tommaso.
Menurutnya, perbedaannya bisa sangat besar antara simulasi dengan kenyataan. Sirkuit Formula E digelar di kota. Beberapa hari sebelum balapan digelar, jalanan masih dipakai untuk lalu lintas.
"Sedangkan yang kami tahu, hanya geometri sirkuit yang diberikan oleh FIA. Kami tidak tahu bagaimana aspalnya. Ini yang dapat memberikan dampak besar bagi perilaku mobil. Jadi, simulator itu super penting. Tapi, kami juga punya pekerjaan besar ketika tiba di sirkuit," kata Tommaso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.