JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral di dunia maya di mana pemilik sepeda motor Honda Beat membayar mahal isi bensin karena menggunakan bensin Shell V-Power.
Terlepas dari ketidaktahuan soal kadar RON bensin, di masyarakat tak sedikit yang berpikir makin tinggi nilai oktan bahan bakar, akan membuat pembakaran di mesin semakin bagus.
Pandangan ini tidak salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Karena yang paling tepat ialah menggunakan kadar oktan bensin sesuai spesifikasi mesin.
Baca juga: Car Free Day Jakarta, Simak Rekayasa Lalu Lintas Hari Ini
@angel__priscilla Reply to @rizaldyachmad sebutin kendaraan kalian dan harga bensin fulltanknya???? #fyp #bensin #bbm ? Monkeys Spinning Monkeys - Kevin MacLeod & Kevin The Monkey
Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor, mengatakan, hal yang paling benar ialah memakai bensin dengan nilai oktan yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Misalnya untuk motor direkomendasi memakai bensin dengan RON 90, sebaiknya disii dengan bensin RON 90, jangan pakai nilai yang lebih tinggi seperti RON 92, RON 95 atau RON 98.
“Kalau nilai oktan terlalu tinggi, maka bahan bakarnya tidak akan terbakar dengan sempurna. Performa mesin akan berkurang, yang jelas bisa menyebabkan emisi tidak sesuai yang diharapkan,” katanya dalam diskusi virtual belum lama ini.
Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS DAM, mengatakan, Research Octane Number atau RON adalah angka identifikasi perbandingan kandungan antara heptana dan iso-oktana.
Baca juga: Toyota Luncurkan Kijang Innova Hybrid Akhir Tahun Ini?
Misalnya bahan bakar dengan RON 90 artinya memiliki 90 persen kandungan iso-oktana dan 10 persen heptana.
"Mudahnya, semakin tinggi oktan, maka akan semakin sedikit emisi gas buang yang dihasilkan. Tapi, disesuaikan dengan desain mesin. Ketidaksesuaian penggunaan bahan bakar pada mesin bisa mengakibatkan tarikan menjadi tersendat, kurang tenaga, atau mengelitik," kata Wahyu kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Jika memakai RON terlalu rendah, maka performa mesin seperti tertahan. Sedangkan jika RON terlalu tinggi bisa membuat mesin mengelitik dan temperatur mesin juga meningkat.
"Mengelitik terjadi karena terjadi pembakaran lebih awal, tidak sesuai dengan pengapian mesin," kata Wahyu.
Baca juga: Pengendara Motor, Ini Tips Aman Melintas di Tikungan
Tri Yuswidjadjanto Zaenuri, Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, menambahkan, menggunakan bensin beroktan tinggi pada mesin dengan kompresi rendah menyebabkan fuel dilution.
Fuel dilution merupakan percampuran oli dengan bahan bakar. Membuat oli jadi encer dan terjadi perubahan warna serta aroma. Membuat oli tidak dapat melumasi mesin dengan sempurna.
“Oli yang sudah encer sudah tidak mampu membentuk lapisan film, sehingga oli tak mampu melindungi geseka antar komponen di dalam mesin," kata dia.
"Lama-kelamaan komponen yang tidak terlumasi dengan baik bisa rusak bahkan jebol,” kata Tri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.