JAKARTA, KOMPAS.com— Mabuk perjalanan atau dalam istilah medis car sickness atau motion sickness cukup sering dijumpai pada anak saat menempuh perjalanan jauh dengan mobil pribadi.
Kondisi ini kerap menjadi permasalahan bagi para orang tua saat akan melakukan perjalanan, salah satunya mudik ke kampung halaman misalnya. Alasannya, karena dilanda rasa tidak nyaman setiap kali mabuk perjalanan, anak jadi enggan untuk berpergian menggunakan mobil.
Baca juga: Sering Hantam Lubang, Bikin Setir Mobil Speleng
Mulai dari pusing, mual, hingga muntah menjadi kondisi mabuk perjalanan yang membuat anak tidak nyaman dan rewel.
Alhasil, orang tua harus membujuk dan melakukan berbagai cara agar anak tidak menolak untuk berpergian menggunakan mobil.
Dokter spesialis anak RSIA Lombok Dua Dua, Surabaya dr Sunny Mariana mengatakan jika mabuk perjalanan menjadi kondisi yang umum dialami banyak anak.
Ketika usianya bertambah besar, anak sudah bisa mengontrol dan mengatasi hal – hal penyebab motion sickness. Sehingga gejala itu tidak muncul dan cendrung hilang sendiri seiring bertambah usia anak.
Namun, untuk saat ini peran orang tua sangatlah penting untuk meminimalisir gejala mabuk perjalanan pada anak. Untuk mengatasinya Sunny menyarankan harus hentikan motion atau gerakan yang terjadi.
Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah mabuk di perjalanan. Pengendara harus menghentikan dulu mobilnya sejenak. Istirahat sebentar di rest area bisa jadi alternatif. Dengan begitu anak bisa mendapatkan udara segar.
Baca juga: Power Nap, Obat Jitu Bila Ngantuk Saat Berkendara
Kemudian boleh makan dan minum dulu sebelum melakukan perjalanan agar perut anak tidak kosong. Jika perut kosong akan membuat anak rentan masuk angin.
Bila perlu dapat diberikan obat-obatan yang memang ditujukan untuk anti mabuk atau motion sickness. Obat pereda mabuk perjalanan yang beredar di pasaran dapat diberikan, namun sebaiknya diberikan khusus untuk anak-anak.
Orang tua juga harus menentukan dosis obat, bukan hanya sekedar usia tapi juga harus berdasarkan berat badannya.
“Jika anak sudah membaikm baru dapat melanjutkan perjalanan kembali,” tutup Sunny.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.