JAKARTA, KOMPAS.com - Ruas jalan di sejumlah daerah di Sumatera memberikan tantangan tersendiri. Kondisi jalan yang naik turun, berkelok, turunan yang curam, dan lainnya menjadi hal yang harus diperhatikan pengemudi saat melintasinya.
Selain jalur terkenal Sitinjau Lauik, Sumatera Barat, ternyata masih banyak jalur ekstrem dengan tikungan tajam serta menanjak. Salah satunya adalah Likuan Endikat di Sumatera Selatan.
Likuan Endikat sendiri memiliki medan yang nyaris serupa dengan Sitinjau Lauik. Hanya saja Likuan Endikat sedikit lebih ekstrem, karena jalan yang dimiliki tidak selebar tanjakan Sitinjau Lauik.
Baca juga: Kendaraan Bentrok di Tanjakan Sitinjau Lauik, Siapa yang Harus Ngalah?
Lokasi tanjakan Likuan Endikat ini berada tepat di perbatasan antara Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam. Tepatnya berjarak sekitar 25 km dari Pagar Alam, dan 40 km dari Kabupaten Lahat.
Jalur ini merupakan jalan utama untuk kemudian berlanjut ke Bengkulu Selatan atau ke Empat Lawang. Tak heran jalur ini banyak dilalui kendaraan bertonase besar seperti bus dan truk.
Seperti salah satu video yang diunggah oleh akun Tiktok @parodimistis21. Dalam tayangan tersebut terlihat kemahiran sopir AKAP ketika melintasi turunan Likuan Endikat.
@parodimistis21 woww ???? #tranding #dibaliklayar #fyp? #fyp #bus #telolet #cars #ekstrimbanget ? suara asli - Parodi Mistis 21
Sang sopir pun terlihat memberikan aba-aba kepada pengguna jalan lain agar memberi ruang ketika bus yang dikemudikannya harus mundur dan mengambil jalur berlawanan agar bisa melewati turunan tersebut.
Ketika melewati jalur yang curam seperti Likuan Endikat dan Sitinjau Lauik, ada teknik tertentu yang biasa digunakan oleh sopir kendaraan bertonase besar seperti bus dan truk.
“Mereka menggunakan jalur yang namanya out-in-out. Waktu out, dia mengambil titik area jalur berlawanan, waktu in dia menuju apex. Dengan teknik ini, lintasan kendaraan saat menanjak menjadi landai,” ucap Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Tujuan dari melakukan out-in-out ini adalah agar momentum kendaraan terpelihara. Sehingga laju kendaraan konstan, tidak kehilangan momentum dan bisa lancar saat menanjak.
Sementara itu Instruktur keselamatan berkendara dari Rifat Drive Labs (RDL) Andry Berlianto menambahkan, saat tanjakan dan turunan pengemudi harus melihat rambu di jalan atau orang-orang yang memberikan tanda aman untuk melanjutkan perjalanan.
Baca juga: Modifikasi Salah Aturan, Bisa Kena Denda Rp 24 Juta
Ketika hendak memasuki tanjakan atau turunan, bunyikan klakson untuk memberitahukan kendaraan lain.
“Selain itu, pengemudi harus menguasai kendaraannya dengan baik dan benar. Dalam arti, ia tidak kesulitan mengoperasikan kendaraannya saat menurun atau menanjak dengan gigi transmisi yang tepat,” ucap Andry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.