JAKARTA, KOMPAS.com – Pengemudi truk di Indonesia bisa dibilang beragam, ada yang kerap menaati aturan, namun tidak sedikit juga yang ugal-ugalan. Misalnya saja pengemudi truk yang mengebut atau melakukan aksi oleng di jalanan.
Tentu saja perilaku pengemudi truk tadi bisa dibuat lebih baik. Memperbaiki perilaku pengemudi yang sudah menjadi kebiasaan memang mudah dikatakan, namun sebenarnya sulit juga untuk direalisasikan.
Tidak jarang pengemudi yang ugal-ugalan tadi karena terlalu lelah bekerja semalaman. Sehingga dengan memanfaatkan bodi truk yang besar, manuver yang dilakukan pengemudi kerap arogan.
Baca juga: Akhirnya Daihatsu Buka Suara soal Generasi Baru Avanza-Xenia
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, pengemudi truk bertindak mengikuti kebutuhan perutnya, sehingga untuk berkendara dengan selamat, masih sangat jauh untuk dilakukan.
Sebenarnya ada beberapa proses yang bisa dilakukan untuk mengubah perilaku pengemudi truk jadi lebih baik. Pertama adalah dengan melakukan training atau peningkatan skill.
“Tanpa training, mereka jadi minim pengetahuannya. Kedua, mengakui kekurangan, jadi tindakan yang salah harus dievaluasi oleh mereka sendiri, bukan dari orang lain,” ucap Sony kepada Kompas.com, Rabu (6/10/2021).
Baca juga: Masa Berlaku SIM 5 Tahun Dinilai Kurang Efektif
Untuk bagian mengakui kekurangan, nampaknya masih sulit dilakukan pengemudi di Indonesia. Mereka masih beranggapan selama tepat waktu dan sampai, maka segala cara bisa dilakukan.
“Terakhir adalah komitmen untuk menerapkan cara mengemudi yang benar. Sebenarnya kalau sudah training, mereka akan sadar, cuma kembali lagi ke masing-masing pengemudi karena enggak bisa dipaksakan, sekalipun sudah pernah alami kecelakaan,” kata Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.