Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Truk Resahkan Aksi Atlet Lempar Batu yang Merugikan

Kompas.com - 04/10/2021, 09:22 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi pelempar batu ke truk yang sedang berjalan kembali marak terjadi belakangan ini. Sebelumnya, aksi yang dijuluki atlet lempar batu ini kerap terjadi di Sumatera, namun kini juga terjadi di beberapa titik Pulau Jawa.

Modus atlet lempar batu ini juga beragam, ada yang sekadar iseng, preman yang meminta jatah, atau warga yang kesal dengan aksi oknum pengemudi truk. Namun, tetap saja ketika kaca truk yang rusak karena dilempar batu, truk tidak bisa melanjutkan perjalanannya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan menyayangkan aksi para pelempar batu. Mengingat para pengemudi truk juga sedang bekerja, mengantar logistik ke berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun, Ingat Jurus Aman Berkendara di Tol Layang MBZ

Pelempar batuINSTAGRAM/ROMANSASOPIRTRUCK Pelempar batu

“Pada dasarnya kan pengemudi truk ini masyarakat umum juga, punya keluarga, anak dan istri. Jadi mereka bekerja dan mengantarkan barang, artinya melancarkan kegiatan logistik,” ucap Gemilang kepada Kompas.com, belum lama ini.

Gemilang menegaskan, truk adalah urat nadi ekonomi dan kebutuhan masyarakat. Barang yang mereka angkut sebenarnya sangat penting seperti bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari untuk daerah-daerah yang dituju.

“Jadi ini adalah tanggung jawab keamanan, kepolisian dalam hal ini. Polisi tolong serius menanggapi hal ini, banyak sekali kejadian pelemparan dan pemalakan kepada pengemudi truk. Ini kalau enggak diamankan, gimana logistik kita nanti?,” kata Gemilang.

Baca juga: Honda Integra Berbasis Civic Model Terbaru Meluncur

Beberapa kasus, pelempar batu memang sempat ditangkap. Namun tidak lama dari itu, aksi lempar batu dan premanisme ini tetap ada di jalanan, seperti tidak ada jeranya.

“Perlu ada suatu pemikiran yang sistematis bagaimana supaya ini bisa terhindar dari aksi lempar batu maupun pemalakan. Pengemudi kan bisa sendiri atau ditemani oleh kernet, harus ada pengawalan karena barang yang mereka bawa juga harganya cukup mahal,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau