JAKARTA, KOMPAS.com – Kejadian tabrakan beruntun memang sering terjadi di jalan tol. Dua penyebab dari kecelakaan beruntun adalah kecepatan yang terlalu tinggi serta kurangnya jaga jarak aman.
Jika sudah memasuki jalan tol, kadang pengemudi memang terlalu bersemangat sehingga kerap memacu kendaraannya.
Akan tetapi ada satu hal yang sering dilupakan, yaitu jaga jarak aman tiga detik dari mobil yang ada di depannya.
Tiga detik ini bukan sembarang angka, ada beberapa hal yang menjelaskan maksud lamanya waktu tersebut.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, tiga detik tersebut merupakan waktu persepsi manusia dan reaksi mekanikal (kendaraan).
Baca juga: Hasil FP2 MotoGP Aragon, Miller Tercepat dan Marquez Terjatuh
“Kebutuhan waktu itu untuk mendapatkan manuver yang kita inginkan seperti menghindar atau mengerem berdasarkan dari wakti persepsi dan reaksi mekanikal,” ucap Jusri kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Jusri menjelaskan, waktu persepsi manusia saat lihat kendaraan di depannya mengerem mendadak adalah sekitar 1,5 detik sampai dua detik.
Sedangkan reaksi mekanikal ketika mau menghindar atau mengerem, butuh waktu 0,5 detik sampai 1,5 detik.
Baca juga: Catat Lokasi Penutupan Jalan di Jakarta Saat Crowd Free Night
Jika kedua waktu tadi dijumlahkan, maka totalnya menjadi tiga detik. Cara untuk mengetahui berapa jarak kendaraan di depan dengan kita memakai detik, bisa mematok pada satu obyek seperti pohon atau plang.
Lihat kendaraan di depan melewati patokan tadi, lalu hitung, berapa detik kendaraan kita sampai ke titik tadi. Jika kurang dari tiga detik, maka jarak antara kedua mobil belum aman, jadi bisa perlebar lagi jaraknya.
Kecelakaan beruntun baru saja terjadi di ruas tol dalam kota kilometer 5-800 arah Cawang, Minggu (12/9/2021) pukul 03.58 WIB.
Kecelakaan ini melibatkan lima kendaraan yang terdiri dari truk bermuatan batu split, dan empat kendaraan lainnya.
Kronologinya, truk bermuatan batu mengalami pecah ban dan terguling. Keempat kendaraan yang ada di belakangnya pun tidak bisa menghindar dan menabrak truk yang terguling.
Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DIY Bambang Widjanarko mengatakan, truk yang mengalami ban pecah di bagian depan, berpotensi alami terguling.
“Pada umumnya, jika yang pecah adalah ban depan, bisa mengakibatkan truk hilang kendali bahkan terguling,” ucap Bambang kepada Kompas.com, Minggu (12/9/2021).
Bambang menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena ban yang meledak ada pada posisi setir (steering axle).
Pada posisi ini, ban yang digunakan hanya single tire, jadi jika meledak, tidak ada ban lagi yang bisa dijadikan tumpuan truk.
Sedangkan untuk penyebab ban meledak, bisa dikarenakan perawatan ban yang kurang baik, salah satunya soal tekanan udara.
Tekanan udara yang kurang bisa menyebabkan ban meledak karena mengangkut beban yang besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.