Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ban Bisa Aus karena Sering Lewat Jalan Beton?

Kompas.com - 17/08/2021, 15:41 WIB
M. Adika Faris Ihsan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat berkendara, beragam jenis permukaan jalan bisa ditemui. Tidak hanya aspal, terdapat jalan yang terbuat dari rangkaian konblok hingga beton atau cor semen.

Jalan yang terbuat dari beton atau cor semen umum ditemui di jalan lingkar atau ringroad suatu kota. Selain itu, saat ini sejumlah ruas tol pun menggunakan beton sebagai material utama untuk jalannya.

Penggunaan beton untuk material jalan didasarkan pada fakta bahwa tingkat durabilitasnya lebih tinggi dibanding aspal. Beton lebih kuat dan kokoh untuk dilindas berbagai kendaraan dengan tonase besar seperti angkutan barang.

Dengan kata lain, beton relatif lebih ekonomis untuk digunakan sebagai material pembangunan jalan, karena tingkat keawetan yang lebih tinggi dari bahan lainnya.

Baca juga: Cuma Rp 100 Jutaan, Kijang Innova Reborn Bekas Golden Bird

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Seksi II di Kukusan, Depok, Jawa Barat, Senin (11/9/2017). Proyek Tol Cijago Seksi II yang membentang sepanjang 5,5 kilometer mulai dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan kini perkembangannya telah menyelesaikan jalan beton di kedua ruas jalur yang berada sisi selatan Kampus Universitas Indonesia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww/17.ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso Pekerja menyelesaikan pembangunan jalan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Seksi II di Kukusan, Depok, Jawa Barat, Senin (11/9/2017). Proyek Tol Cijago Seksi II yang membentang sepanjang 5,5 kilometer mulai dari Jalan Raya Bogor hingga Kukusan kini perkembangannya telah menyelesaikan jalan beton di kedua ruas jalur yang berada sisi selatan Kampus Universitas Indonesia. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww/17.

Namun dari perspektif pengendara, jalan beton kurang nyaman untuk dilintasi karena traksinya kepada ban tidak sebaik jalan aspal. Selain itu tingkat kebisingannya lebih tinggi saat dilalui kendaraan.

Tidak sampai di situ saja, muncul anggapan bahwa jalan beton bisa menyebabkan ban kendaraan lebih cepat aus.

On Vehicle Test PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.

Jalan beton itu ada yang dua garis atau rain groove-nya lurus (straight) dan melintang (cross). Nah, yang membuat telapak ban cepat aus itu yang cross, karena ban seperti diparut,” kata Zulpata kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Tiga Ruas Jalan Tol Baru Sepanjang 69 Km Siap Diresmikan

Pengerjaan proyek jalan beton di Jalan Mayjend DI Panjaitan, Jakarta Timur, Minggu (3/6/2012). Jalan dibeton karena konstruksi jalan lama dari aspal mudah rusak akibat beban berat kendaraan yang melintas. KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Pengerjaan proyek jalan beton di Jalan Mayjend DI Panjaitan, Jakarta Timur, Minggu (3/6/2012). Jalan dibeton karena konstruksi jalan lama dari aspal mudah rusak akibat beban berat kendaraan yang melintas.

Namun ia mengatakan bahwa istilah seperti diparut jangan disamakan seperti kelapa yang diparut hingga cepat habis. Dalam kasus ban pada jalan beton, hasilnya ban sedikit lebih cepat aus.

Meski begitu, Zulpata mengatakan kunci utama menjaga ban tidak cepat habis adalah dengan perawatan yang tepat dan gaya berkendara yang tidak asal-asalan. Dengan kata lain ban yang cepat aus bukan sepenuhnya karena kesalahan jalan beton.

“Meski sering melewati permukaan beton saat berkendara, selama menggunakan dalam kondisi wajar, alias tidak agresif, dan kecepatan sudah sesuai dengan aturan serta tidak melakukan pengereman mendadak, sebenarnya tidak masalah,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com