Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Tips Menghindari Tabrakan Beruntun

Kompas.com - 01/05/2021, 11:22 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian tabrakan beruntun makin sering mengemuka. Terakhir terjadi di jalan Tol Ancol Pelabuhan, Jumat (30/4/2021).

Kecelakaan yang terjadi di lajur kanan tol tersebut setidaknya melibatkan lima kendaraan. Dalam rekaman yang diunggah oleh akun instagram @dashcamindonesia terlihat beberapa mobil itu mengalami ringsek akibat tabrakan beruntun tersebut.

Biasanya insiden ini terjadi karena tidak adanya jarak pengereman aman di antara mobil,

Ketika ada mobil yang tiba-tiba melakukan pengereman, mobl di belakangnya tidak siap. Oleh sebab itu, sejumlah pengendara harus lebih waspada terutama saat berada di lajur kanan.

Baca juga: Cerita Daihatsu Rocky Nikmati PPnBM dan Alasan Baru Meluncur

Training Director Safety Defensive Consultant Sony Susmana mengatakan, banyak sekali masyarakat yang sudah tahu bahwa lajur kanan merupakan lajur yang paling berbahaya, namun mereka tidak peduli.

“Kenapa berbahaya? Lajur kanan itu merupakan yang paling cepat laju kendaraannya. Biasanya saling mendahului pada lajur kanan, sehingga jarang yang menjaga jarak,” ujar Sony saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dashcam Indonesia (@dashcamindonesia)

Sony melanjutkan, untuk menghindari tabrakan beruntun, pengemudi bisa melakukan emergency braking.

“Emergency braking dilakukan dengan cara mengerem sambil membanting setir ke kanan atau kiri, namun dengan catatan tersedia ruang yang aman buat mobil,” katanya.

Langkah tersebut merupakan pilihan terakhir ketika ruang yang tersedia di depannya benar-benar terbatas atau mepet.

“Tapi perlu diingat hal ini temporary, kemungkinan berhasilnya kecil karena harus didukung oleh skill pengemudi,” kata Sony.

Baca juga: Bahas Desain Toyota Raize, Berkelas Tanpa Krom Berlebih

Selain itu, menurut Sony, mobil juga harus memiliki fungsi rem yang baik, sehingga selalu sigap saat dibutuhkan. Tidak ada gejala rem kurang pakem. Hal ini juga harus didukung dengan kondisi fisik pengemudi yang prima, sehingga reaksinya tepat waktu.

“Jadi lebih baik kalau pengemudi melakukan antisipasi dengan jaga kecepatan dan jarak aman. Sehingga tidak perlu melakukan emergency braking,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com