Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Ungkap Masalah Bus Listrik di Indonesia, Perkabelan Amburadul

Kompas.com - 18/03/2021, 18:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini pemerintah tengah melakukan akselerasi program kendaraan bermotor berbasis listrik di dalam negeri, termasuk transportasi umum jenis bus.

Beberapa uji jalan pun sudah dilakukan dan direncanakan pengadaan serta penggunaan bus listrik di wilayah Ibu Kota bisa diterapkan secara bertahap mulai tahun ini.

Tetapi, ternyata masih ada beberapa masalah dalam bus listrik yang sangat vital sehingga perlu dibenahi bersama. Satu di antaranya masalah sistem kelistrikan.

Baca juga: Marak Kasus Mobil Terbakar, Kenali Apa Saja Penyebabnya

Sebuah bus terbakar di Jalan tol Jagorawi, Jakarta Timur, Selasa (27/10/2020)Dok Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Sebuah bus terbakar di Jalan tol Jagorawi, Jakarta Timur, Selasa (27/10/2020)

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan, menurut temuannya kerap ditemui ruang penyimpanan baterai bus listrik yang keropos atau berkarat.

Padahal, penyimpanan ruang baterai itu umumnya harus tahan karat karena bisa mengakibatkan aki jatuh serta timbul beragam masalah ke depannya.

"Saya terkejut, perkabelan banyak yang amburadul. Sejak dari karoseri sampai perawatan di operatornya kurang baik," kata Soerjanto dalam diskusi virtual, Kamis (18/3/2021).

"Sebagai contoh pada ruang penyimpanan baterai. Maka dari itu saya sampaikan, mereka sedang berusaha ruang baterai tidak mudah karat," lanjutnya.

Dari hasil temuan KNKT, bus listrik juga sering mengalami konsleting atau short circuit karena isolasi kabel yang terbuka. Kemudian kabel yang digunakan juga sering tidak sesuai baik ukuran maupun jenisnya.

Baca juga: Berantas ODOL, Kemenhub Gelar Bimbingan Teknis Penegakan Hukum

Ilustrasi baterai untuk mobil elektrifikasiSHUTTERSTOCK/ROMAN ZAIETS Ilustrasi baterai untuk mobil elektrifikasi

Permasalah lain juga terjadi karena penyambungan kabel dilakukan kurang tepat sehingga terjadi kebocoran arus listrik.

Tak sampai disana, didapati juga kasus kabel atau peralatan listrik terkena air atau basah, kabel mengalami overheat akibat beban artus berlebih, dan kabel listrik sering terkena benda tajam.

"Oleh karenanya, saya minta setiap pengiriman bus listrik harus disertai sistem kelistrikannya. Selain itu juga harus disediakan instalasi kabel dan sekring yang belum terpakai agar memudahkan operator mengatasi masalah jika ada kendala," ucap Soerjanto.

"Kita juga harus punya wiring diagram sendiri supaya menekan kasus potensi masalah kelistrikan," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com