Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Instalasi Listrik Jadi Salah Satu Sebab Bus Bisa Terbakar

Kompas.com - 18/03/2021, 17:21 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus bus yang terbakar di Indonesia memang kerap terjadi. Sejak tahun 2017 sampai 2021, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi tujuh bus yang terbakar.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, dari tujuh kasus bus terbakar penyebabnya dibagi menjadi tiga, error by design, error by maintenance dan error by operational.

“Munculnya kebakaran itu ada tiga syaratnya, oksigen, benda yang mudah terbakar, dan pemantik atau sumber api. Tinggal cermati hal-hal apa yang bisa memantik atau menimbulkan api di sebuah bus,” ucap Wildan dalam acara Accident Review Forum “Keselamatan Kelistrikan Mobil Bus”, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Ditagih Debt Collector, Pastikan Mereka Bawa Surat Ini

Stop jontak di busIstimewa Stop jontak di bus

Wildan mengingatkan, yang harus paling diwaspadai dari pemantik api di bus yakni dari instalasi kelistrikan karena bisa menyebabkan short circuit atau korsleting. Ada beberapa penyebab korsleting pada instalasi kelistrikan ini.

“Pertama, adanya isolasi kabel yang terbuka. Ketika kabel melewati lubang yang tajam, kemudian terkena gesekan, tinggal tunggu waktu saja isolasinya terbuka sehingga berisiko korsleting,” kata Wildan.

Kedua, kabel yang digunakan tidak sesuai baik ukuran maupun jenisnya. Lalu, penyambungan kabel yang tidak tepat bisa membuat kebocoran listrik, kabel terkena air, kabel overheat, terkena benda tajam dan masih banyak lagi.

Baca juga: Ini Estimasi Harga HR-V 1.8L jika Dapat PPnBM 0 Persen

“Untuk mengantisipasi, sebenarnya ATPM sudah membuat manual body mounting. Jika karoseri pembuat bus mengikuti manual tadi, kebakaran bus bisa diantisipasi,” ucapnya.

Untuk menghindari kejadian bus terbakar, pertama, desain kelistrikan harus benar. Wildan mengatakan, kabel itu seperti pipa, ada kapasitas dan yang lewat harus sesuai. Kalau berlebihan bisa overheat sehingga bisa korsleting.

“Kedua, instalasi kelistrikannya harus benar, jangan main tekuk kabel. Ketiga, materialnya harus sesuai dengan standar praktis industri,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau