Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tol Sering Berlubang, Tarif Terus Naik

Kompas.com - 13/03/2021, 08:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) telah berencana untuk menaikkan tarif sejumlah ruas jalan tol pada tahun ini. Sebelumnya, penyesuaian sembilan ruas tol sudah dilakukan pada 17 Januari 2021.

Naiknya tarif tol tentu menyisakan sejumlah pertanyaan, mengapa mahalnya tarif tol tidak diimbangi dengan kualitas jalan?

Joko Susanto Kasubbid Operasi dan Pemeliharaan II, mengatakan, pihaknya mengakui bahwa beberapa titik jalan memang sedang rusak.

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan Sumedang, Pengemudi Bus Jangan Ambil Risiko

Kondisi jalan berlubang di Jalan Kaligawe Raya depan RSI Sultan Agung Semarang, Minggu 28/2/2021)KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Kondisi jalan berlubang di Jalan Kaligawe Raya depan RSI Sultan Agung Semarang, Minggu 28/2/2021)

Ditambah lagi dengan kondisi hujan yang sering terjadi belakangan ini, membuat lapisan aspal bisa lebih rentan mengalami keruskan.

“Memang kami melihat kondisi jalan, terutama tol JORR, lubangnya sangat banyak,” ujar Joko, dalam webinar yang dilangsungkan melalui kanal YouTube BPKN, Jumat (12/3/2021).

“Untuk waktu pemeliharaan, di saat hujan yang lebat dan traffic yang padat ini, kami hanya punya waktu window time atau waktu pemeliharaan itu efektif dari jam 10 malam sampai jam 5 pagi,” kata dia.

Baca juga: Tak Perlu Ribet, Begini Cara Daftar SIM secara Online

Perbaikan jalan berlubang di Jalan Nasional Pantura dan YogyakartaKementerian PUPR Perbaikan jalan berlubang di Jalan Nasional Pantura dan Yogyakarta

Menurut Joko, untuk pemeliharaan jalan pihaknya harus berkejaran dengan waktu, terlebih ditambah kondisi hujan yang kerap terjadi pada jadwal pemeliharaan jalan.

"Dengan lubang yang sangat banyak, kami dari BPJT serta BUJT (badan usaha jalan tol) melakukan langkah-langkah antisipasi dengan menurunkan beberapa tim untuk menutup lubang-lubang tersebut,” ucap Joko.

Soal penyebab jalan berlubang di tol, Joko mengakui banyak faktornya. Salah satunya juga karena masih banyaknya truk over dimension dan overload (ODOL).

Baca juga: Fakta Baru Kecelakaan Maut Sumedang, Bus Tak Punya Izin Usaha

truk bawa kebutuhan pokokAndi RZ Tresia/Tribunnews truk bawa kebutuhan pokok

"Truk ODOL itu menjadi perhatian kami juga supaya kami juga fokus meningkatkan pelayanan kami, berkoordinasi dengan pihak-pihak lain supaya lubang ini bisa tertangani. Tentunya dengan effort yang lebih," ujar Joko.

Joko juga mengatakan, truk ODOL itu memiliki dua dampak negatif terhadap jalan tol, yakni jalan yang rusak dan kecepatan lalu lintas yang lebih lambat.

Oleh sebab itu, ia mengatakan pihaknya telah telah bekerja sama dengan pihak kepolisian dan Kementerian terkait. Seperti Kementerian Perhubungan sebagai regulator yang mengatur tentang operasional jalan tol terkait dimensi kendaraan.

"Kami punya target bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan pihak kepolisian di jalan tol zero ODOL tahun 2023. Artinya tiap bulan kita melakukan operasi-operasi penindakan terhadap truk ODOL," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau