JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah berupaya untuk mendorong pengembangan kendaraan bermotor listrik di dalam negeri dengan melibatkan sejumlah pihak.
Satu diantaranya melakukan kerja sama dengan lembaga riset asal Jepang, New Energy and Industrial Technology Organization (NEDO), untuk melaksanakan proyek percontohan atau pilot project.
Restu Yuni Widayati, Plt. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin menjelaskan proyek ini bertujuan untuk mengenalkan kendaraan listrik dan teknologi battery sharing.
Baca juga: Akselerasi Industri Kendaraan Listrik Nasional Harus Berjalan Kompak
Adapun wilayah pelaksanaan uji coba tersebut akan dilaksanakan di Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Provinsi Bali. Namun, belum ada kepastian durasi yang diperlukan hingga memasuki tahap akhir.
"Tidak hanya itu, dalam pilot project juga dilakukan studi kendaraan listrik oleh konsorsium institusi R&D Indonesia yang terdiri dari Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI), Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin," katanya, Jumat (19/2/2021).
"Kemudian, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Udayana, serta Universitas Indonesia," lanjut Restu.
Ia menambahkan, proyek ini dilakukan melalui beberapa skema seperti penggunaan sepeda motor listrik oleh konsumen langsung (skema B to C), pegawai instansi pemerintah (skema B to B to C), dan pelaku bisnis (B to B).
Baca juga: Lihat Peluang Pasar, Benelli Siapkan 2 Model Motor Listrik
View this post on Instagram
Lalu, sebanyak 300 unit kendaraan roda dua (EV bike), 1.000 unit baterai, 40 unit battery exchanger station (BEx Station), dan 4 unit kendaraan roda empat (Mikro EV) yang akan terlibat.
Salah satu bentuk implementasi skema B to B to C, yaitu kerja sama penggunaan sepeda motor listrik dengan satuan kerja di lingkungan Kemenperin di Bandung, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung.
“Pengguna akan merasakan pengalaman baru mengendarai sepeda motor listrik dan teknologi battery sharing yang memungkinkan para pengguna untuk melakukan penukaran baterai secara langsung pada stasiun tukar battery exchanger station tanpa waktu tunggu,” ujarnya.
Pada kesempatan terpisah, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier berharap berbagai langkah percepatan era kendaraan listrik itu bisa mendorong target di 2025 mendatang.
Baca juga: PLN Siap Bangun 24.720 Unit SPKLU sampai 2030
“Pemerintah telah menetapkan target bahwa pada 2025 produksi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) mencapai 400.000 unit untuk roda empat dan 1,76 juta unit roda dua," katanya.
"Target produksi ini akan terus meningkat hingga pada tahun 2030 yang akan mencapai 600.0000 unit roda empat dan 2,45 juta unit roda dua,” lanjut Taufiek.
Target tersebut ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama produsen otomotif dunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.