Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Beli Bus Bekas

Kompas.com - 25/02/2021, 07:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Adanya pandemi Covid-19 di Indonesia ternyata berpengaruh pada penjualan bus bekas. Berbagai PO bus menjual busnya dengan harga yang cukup miring, sehingga banyak orang yang membeli bus bekas ini.

Harga dari bus bekas juga menarik, untuk bus besar bisa dijual seharga Rp 400 jutaan. Jika dibandingkan dengan membuat bus dari baru, untuk sasisnya saja minimal Rp 700 juta, ditambah pembuatan bodi sekitar Rp 400 juta.

Lalu ketika ingin membeli bus bekas, baik untuk pribadi atau perusahaan, apa saja yang harus diperiksa?

Baca juga: Nissan Livina Nihil Penjualan 4 Bulan Beruntun

Bus bekasDOK. MAS HAND BUS CHANNEL Bus bekas

Penjual Bus Bekas Bigbird Handoko mengatakan, mengambil bus bekas, tentunya harus memerhatikan soal perawatan dari pemilik sebelumnya. Perawatan paling penting ada di bagian mesin dan AC.

“Kalau kaki-kaki perbaikannya enggak begitu mahal. Tapi kalau sudah di mesin, salah pilih unit bisa menghabiskan biaya sampai ratusan juta buat mesinnya saja. Begitu juga komponen AC, setidaknya bisa puluhan juta kalau untuk perbaikannya,” ucap Handoko kepada Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Kemudian perhatikan juga basis pembuat bodinya dan sebisa mungkin beli bus bekas pariwisata. Kalau basis bodi, memengaruhi harga dan kualitas, misalnya sekarang yang paling mahal itu ada Adiputro, lalu Morodadi Prima juga banyak yang cari karena kokoh bodinya.

Baca juga: Naik Bus Tingkat, Lebih Nyaman di Bawah atau Atas?

“Dari bodi, mesin, kemudian sasis juga diperhatikan dan riwayat bus tadi apakah pernah mengalami kecelakaan atau tidak. Terus kalau beli bus yang sudah pernah turun mesin juga enggak masalah, karena biasanya sudah diperbaiki semua,” kata Handoko.

Kemudian memilih unit bekas bus pariwisata dikarenakan kilometernya yang pasti di bawah bus yang memiliki trayek. Namun bukan berarti bus-bus bekas AKAP itu jelek, semua bagus, namun lebih bagus lagi yang bekas pariwisata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com