Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canggihnya Sistem Elektronik Motor Balap MotoGP, Harganya Miliaran Rupiah

Kompas.com - 04/01/2021, 13:21 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Motor balap MotoGP merupakan motor purwarupa alias tidak diproduksi secara massal. Motor ini dilengkapi dengan beragam elektronik yang sangat canggih.

Saking canggihnya, motor ini bisa dibilang sudah seperti robot. Salah satu komponen terpenting pada motor MotoGP adalah elektroniknya. Komponen tersebut sudah menjadi salah satu kunci kesuksesan untuk meraih kemenangan.

Baca juga: 4 Fakta Menarik Seputar Ban Balap Motor MotoGP

Dikutip dari Boxrepsol.com, Senin (4/1/2021), elektronik di motor MotoGP bukan hanya berhubungan dengan kontrol mesin, melainkan juga berhubungan dengan elemen lain, seperti kontrol traksi (traction control) dan kontrol lainnya.

Perangkat elektronik pada motor balap MotoGP bersifat krusialBoxrepsol.com Perangkat elektronik pada motor balap MotoGP bersifat krusial

Kekuatan mesin pada motor meningkat, begitu pula dengan cengkeraman ban. Namun, tetap saja sangat sulit untuk membuat motor bisa berbelok dengan baik di tikungan tanpa adanya bantuan dari elektronik.

Elektronik di motor MotoGP dapat berfungsi sebagai otak buatan. Otak ini akan merekam data telemetri setiap motor digunakan di trek, juga menyertakan akselerometer dan giroskop, yang memungkinkan posisi motor diketahui setiap saat.

Switchboard akan mengontrol data seperti kecepatan belok setiap roda secara independen, posisi akselerator, pergerakan suspensi, sudut kemiringan motor, dan lainnya. Jika ditotal, motor MotoGP rata-rata memiliki 26 sensor yang berbeda.

Baca juga: Berapa Tekanan Udara Ban pada Motor MotoGP?

Perangkat elektronik pada motor balap MotoGP bersifat krusialBoxrepsol.com Perangkat elektronik pada motor balap MotoGP bersifat krusial

Berkat semua informasi ini, perangkat lunak dapat mengelola berbagai program untuk mengontrol perilaku mesin. Sehingga, memperoleh keuntungan, seperti kontrol traksi, anti-wheelie, engine brake, dan launch control.

Sekarang ini, pebalap bisa mengatur sendiri tiap mode yang ada pada motor agar sesuai dengan preferensi mereka. Mulai dari menurunkan level kontrol traksi, level engine brake, dan lainnya.

Itu sebabnya di setang tiap motor MotoGP terdapat cukup banyak tombol untuk mengoperasikan fitur-fitur tersebut. Pebalap juga bisa mengganti informasi yang ditampilkan pada panel meter.

Baca juga: Yamaha Jual Replika Motor MotoGP Quartararo, Hanya 46 Unit

Di sisi lain, teknisi atau mekanik bisa memprogram lebih dari 20 sektor yang berbeda. Sehingga, ECU bisa lebih beradaptasi pada bagian spesifik di sirkuit.

Jadi, elektronik tidak hanya mengatur kontrol dari mesin, tetapi mampu menyesuaikan dengan preferensi pebalap yang mengendarainya setiap saat.

Sensor temperatur ban pada motor MotoGPMotoGP Sensor temperatur ban pada motor MotoGP

Area trek yang berbeda, kondisi trek, dan kondisi motor mengharuskan pengendara untuk mengubah engine map bila diperlukan untuk mencapai performa yang lebih baik di setiap sesi. Singkatnya, kemajuan telah dibuat untuk mencapai kendali cerdas pada motor.

Maka dari itu, tak heran jika elektronik menjadi salah satu komponen termahal pada motor balap MotoGP. Perangkat elektronik harganya mencapai 100.000 euro atau sekitar Rp 1,7 miliar, sudah termasuk sensor, kabel, dan panel.

Untuk panelnya sendiri, bisa mencapai 2.500 euro atau sekitar Rp 43,6 jutaan. Tidak ada perangkat elektronik yang harganya kurang dari 1.000 euro atau sekitar Rp 17,4 jutaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com